January 30, 2017

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI DI BATIK WINOTOSASTRO



LAPORAN
KUNJUNGAN INDUSTRI
DI BATIK WINOTOSASTRO
Disusun untuk memenuhi persyaratan
Ujian Akhir Sekolah /Ujian Akhir Nasional (UAS/UAN)
SMK PSM 1 Kedunggalar  Tahun Pelajaran 2016/2017
NAMA KELOMPOK :
1.      MEY LENI EVIND S
2.      NADILA KRISMUTIAS
3.      NINDI DWI K
4.      NINIK SETYANI
5.      NOVIA RITANINGRUM
6.      NURMA YULIANA SARI
7.      RICKA YULI KURNIAWATI
8.      RISKI PRASTIKA
9.      SARITI
10.  SELVIA VEGA NURVITASARI
11.  SITI ROHANI PUTRI
12.  TRI AGUS SETYO RINI
13.  YUNITA RATNA SARI

SMK PSM 1 KEDUNGGALAR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Jl Slamet Riyadi No 56 Kedunggalar Ngawi

LEMBAR PENGESAHAN


Laporan kegiatan kunjungan industri program Akuntansi disahkan pada :

Hari                 :
Tanggal           :
Tempat            :


Kedunggalar,07 Januari 2017



Ketua  Kunjungan Industri                                                           Pembimbing
           



           Tony Sulistiyono,S.Pd                                                              Aliman Ansori,S.Pd.
                                                 




     Kepala Sekolah




                                                        Cholik Choirul Chufa,M.Pd.














KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri di BATIK WINOTOSASTRO JOGJAKARTA  bisa tersampaikan dengan baik. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini adalah untuk mengenal  bagaimana proses pembuatan batik.
 Adapun penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Industri, serta data-data dan keterangan dari pembimbing. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Bapak  CHOLIK CHOIRUL CHUFA,M,Pd Selaku Kepala sekolah SMK  PSM 1 KEDUNGGALAR yang telah memberi izin untuk melaksanakan study tour ke BATIK WINOTOSASTRO
2.      Pimpinan direktur Perusahaan BATIK WINOTOSASTRO beserta seluruh karyawanya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berkunjung
3.      Bapak Tony Sulistiyono,S.Pd selaku Ketua Kunjungan Industri.
4.      Bapak Yhugo Swastiko,M.Pd selaku Pembina
5.      Kedua orang tua dan saudara kami yang telah mendukung dan memberikan doa restu.
6.      Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan , atas bantuan doa restu yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri. kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Praktik Industri ini.

Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi kami sendiri dan pembaca pada umumnya.













DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iv
BAB I  PENDAHULUAN
A.     Latar belakang .................................................................................................... 1
B.    Rumusan masalah ................................................................................................ 1
C.   Tujuan Kegiatan.................................................................................................... 1
BAB II  METODE PELAKSANANAAN KEGIATAN
A.    Metode penentuan Obyek Kunjungan Industri .................................................... 2
B.     Metode Pengumpulan Data  ................................................................................. 2
C.     Waktu Pelaksanaan Kegiatan................................................................................ 4
D.    Peserta Kegiatan.................................................................................................... 4
BAB III HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
A.    Sejarah Batik Winoto Sastro................................................................................. 5
B.     Personalia............................................................................................................... 6
C.     Proses produksi...................................................................................................... 6
D.    Hasil Produksi....................................................................................................... 14
E.     Penjualan Pemasaran............................................................................................. 14
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................ 15
B.     Saran ..................................................................................................................... 15
LAMPIRAN
A.    Foto-Foto saat kegiatan Kunjungan Industri........................................................ 16











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
          Seiring pesatnya perkembangan teknologi,dunia pendidikan di tuntut untuk lebih menyongsong era globalisasi. Dalam usaha peningkatan mutu pendidikn tersebut maka ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) hendaknya di serapi dengan keimanan dan ketaqwaan. Ilmu yang di dapat dalam bangku sekolah dirasakan masih sangat kurang sehingga di perlukan sebuah kunjungan ke perusahaan / industri yang bisa membantu kami dan bisa kami jadikan perbandingan ketika kami menerima pelajaran di sekolah.
       Melihat kenyataan yang terjadi di lapangan inilah yang menyebabkan siswa siswi SMK PSM 1 Kedunggalar  mengadakan    Kunjungan     Industri.
         Kunjungan industri dipilih untuk memperkenalkan siswa ke dunia kerja. Siswa di tuntut untuk aktif menggali informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang cara membuat batik di Kerajinan Batik Winotosastro. Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang cara-cara dan macam-macam produk pakaian yang cukup asing bagi saya pribadi agar siswa dapat membandingkan antara dunia kerja dengan ilmu yang di peroleh di sekolah. Siswa di wajibkan membuat laporan atas informasi yang di peroleh selama kunjungan industri di perusahaan yang bersangkutan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang masalah seperti yang telah di uraikan di atas,di kemukakan beberapa masalah yang akan di pahami sebagai berikut :
1.      Bagaimana perkembangan teknologi/peralatan maupun mesin yang di gunakan oleh perusahaan/industri?
2.      Bagaimana penerapan k3 oleh industri apakah sudah sesuai dengan standart/sudah sesuai dengan ketentuan yang diajarkan oleh bangku sekolah?
3.      Bagaimana kiat-kiat agar karyawan bekerja sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing

C.    Tujuan kunjungan Industri
Suatu kegiatan dilaksanakan tentunya memiliki berbagai tujuan yang melatar belakangi kegiatan tersebut. Dalam hal ini tujuan dari Kunjungan Industri dan penulisan laporan adalah sebagai           berikut :
1.      Memenuhi tugas sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan di SMK PSM 1 Kedunggalar .
Siswa mendapat gambaran tentang DU/DI di bagian mana mereka dapat menerapkan ilmu yang  mereka dapat di Sekolah.
2.      Melatih siswa dalam mempertanggung jawabkan pelaksanaan program sekolah dalam bentuk        laporan.
3.      Mendapatkan dan menambah wawasan di bidang tata busana untuk bisa dijadikan bekal nanti.
Kunjungan industri diharapkan dapat memiliki manfaat bagi siswa diantaranya siswa dapat mengetahui dan lebih mengerti tentang dunia kerja, dapat mengetahui macam-macam produk busana dan cara-cara membuat busana yang masih asing bagi kami dan dapat mengetahuinya dengan baik.

















BAB II
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A.    Metode Penentuan Obyek Kunjungan Industri
Hal-hal yang di pertimbangkan dalam menentukan obyek kunjungan industry yaitu :
1.      Kesesuaian obyek dengan jurusan AKUNTANSI
dengan maksudkan  agar siswa mengetahui dan berpengalaman dengan melihat langsung Perusahaan sehingga antara pengetahuan di bangku sekolah dan pengalaman kunjungan bisa di ambil kesimpulan yang baik.
2.      Lokasi dan ketersediaan obyek kunjungan industri
Obyek Kunjungan Industri Siswa SMK PSM 1 KEDUNGGALAR di arahkan dengan obyek  wisata yang akan di kunjungi yaitu BATIK WINOTOSASTRO,PANTAI PARANGTRITIS,PUSAT OLEH-OLEH dan  MALIOBORO
B.     Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah sebagai berikut :
1.            Metode Wawancara
Wawancara yang di lakukan di sini berupa Tanya jawab dengan pihak terkait untuk memperoleh informasi yang lengkap dan efektif.
2.            Observasi Langsung
Observasi di lakukan secara langsung pada obyek Kunjungan Industri yaitu












C.    Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan kunjungan industri siswa-siswi SMK PSM 1 KEDUNGGALAR  dilaksanakan pada hari Rabu 09 NOVEMBER 2016  dengan rincian sebagai berikut :
No
Hari/Tanggal
Pukul
Keterangan
1
Rabu ,09 November 2016
03.00
Berangkat dari SMK PSM 1 KEDUNGGALAR
2
Rabu,09 November  2016
04.30-04.40
Sholat subuh di masjid Pondok Gontor 
3
Rabu,09 November 2016
04.40
Berangkat ke BATIK WINOTOSASTRO
4
Rabu,09 November 2016
10.00
Sampai di BATIK WINOTOSASTRO
5
Rabu,09 November 2016
10.00-12.00
Penyampaian materi dan keliling melihat-lihat pabrik Batik WINOTOSASTRO
6
Rabu,09 November 2016
12.00-13.00
Berangkat menuju  parangtritis
7
Rabu,09 November 2016

 15.30-21.00
Berangkat Menuju rumah makan Berangkat ke pusat oleh-oleh
Berangkat ke Malioboro
Kembali ke sekolah

D.    Peserta Kegiatan
Kegiatan kunjungan industry ini di laksanakan oleh siswa-siswi jurusan pemasaran,akuntansi dan multimedia dengan guru pendamping bus  yaitu :
1.      Bapak Sulistiyono
2.      Bapak Aliman Ansori
3.      Ibu Hidiyah Nur
4.      Ibu Kholifatul Fatma Riya S
5.      Bapak Jeffri  Kurhidayat
6.      Ibu Indra Widayati











BAB III
HASIL PELAKSANAAN DAN KEGIATAN
A.    Sejarah
 Sejak 1967 hingga sekarang Hani, panggilan akrab Haryani, selalu membantu orangtuanya -- Winotosastro dan Mudinah Winotosastro -- di perusahaan Kerajinan Batik Winotosastro. Walaupun sang ayah, yang kini berusia 84 tahun, masih menjadi pimpinan Batik Winotosastro, Hani berperan cukup besar di bagian produksi untuk tetap melestarikan batik tradisional. Motif-motif batik ini klasik dan pewarnaannya alami.
          Langkah melestarikan pewarna alami itu antara lain dilakukan Hani dengan mengoleksi tanaman yang bisa dipakai sebagai pewarna alami. Tanaman itu ada di halaman rumahnya, yang sekaligus sebagai showroom Batik Winotosastro, dan di sekitar halaman hotel Winotosastro di Jalan    Tirtodipuran,  Yogyakarta.
            Bila menemukan sedikit saja lahan kosong, ia langsung memanfaatkan untuk memperbanyak koleksi tanaman pewarna batik, seperti indigo/tom/nila (Indigofera tinctoria L), tingi (Ceripus tagal), jambal (Ceriops candolleana), tegeran (Cudrania javanensis), putri malu (Mimosa pidica), mengkudu (Morinda citrifolia L), jambu biji, mangga, secang (Caiesalpinia), nangka (Artocarpus    integra M),     dan     sebagainya.
            Hani juga memberikan biji tanaman indigo kepada sejumlah petani di Bantul, Yogyakarta, untuk ditanam. Bila daunnya dipetik, dia akan membelinya untuk dibuat pasta dan dimanfaatkan oleh Batik Winotosastro sebagai bahan pewarna biru. ''Warna biru merupakan salah satu ciri khas batik klasik Yogyakarta disamping warna soga coklat dan warna dasar putih,''ungkap Hani sambil menunjukkan berbagai koleksi batik tulis khas Yogyakarta.
             Awalnya batik Winotosastro, yang berdiri sejak 1940, hanya menggunakan pewarna alami. Dengan adanya pewarna kimia yang lebih bervariasi, batik Winotosastro juga menggunakan pewarna tersebut. Meskipun demikian sebagian besar kerajinan batiknya tetap menggunakan warna alami. Untuk meningkatkan pengetahuannya tentang warna alami, Hani aktif mengikuti seminar-seminar dan workshop mengenai pewarnaan alam untuk tekstil yang diselenggarakan          di        Indonesia       maupun          di        luar     negeri.
              Latar belakang pendidikannya, yaitu sarjana muda Teknik Kimia UGM, mendukung keinginan untuk terus mendalami warna alami. Ia senang bereksperimen untuk menghasilkan warna dari bahan alami lainnya yang belum pernah atau jarang dipakai orang sebagai pewarna batik. Di berbagai kesempatan seminar dan workshop, Hani selalu berbicara tentang batik tradisional maupun praktek pembuatan batik tradisional dengan pewarnaan alam. ''Sayang kalau batik dari warisan leluhur bangsa Indonesia tidak dilestarikan. Corak batik Yogyakarta ada yang sudah dipatenkan di Amerika. Padahal batik ini betul-betul asli warisan leluhur kita,''ungkap Hani sambil menunjukkan batik tulis corak parang yang dikoleksinya.
        Batik Winotosastro dikenal di dunia. Dulu Winotosastro maupun Hani sering keliling dunia untuk mengikut pameran di Eropa, Amerika, dan Asia yang dikoordinir oleh pemerintah. Juga mengikuti misi dagang yang disponsori oleh UNDP, MEE, JETRO dan UNIDO. Pada 1998 ia mengikuti workshop di Chiangmai untuk membangkitkan warna alam. Di sana para peserta tukar-menukar biji tanaman indigo dengan peserta dari berbagai negara seperti Korea, Jepang, India,   Pakistan.
          Diakui Hani, sejak krisis moneter dan ledakan bom di berbagai tempat, jumlah turis asing yang datang dan membeli produk batik Winotosastro menurun drastis. Bahkan, batik Winotosastro yang dulu banyak diekspor ke berbagai negara atas pesanan departement store di Eropa, Amerika, dan Jepang, sekarang hanya ekspor sedikit dan umumnya hanya pesanan pribadi.
            Namun demikian, keluarga Winotosastro tetap konsisten dalam melestarikan batik. ''Alhamdulillah meskipun sedikit-sedikit masih ada pesanan dari luar maupun dalam negeri,'' kata Hani yang berkarya membuat desain motif batik kontemporer dengan pewarna alam. ''Batik warna alam dapat bertahan ratusan tahun. Ini terbukti dari batik milik leluhur dulu yang hingga sekarang masih ada, terutama yang berwarna coklat soga, biru atau hitam dan putih. Ini warna-warna batik tradisional Yogyakarta,'' kata Hani.
B.     Personalia
Panggilan akrab Haryani, selalu membantu orangtuanya -- Winotosastro dan Mudinah Winotosastro -- di perusahaan Kerajinan Batik Winotosastro. Walaupun sang ayah, yang kini berusia 84 tahun, masih menjadi pimpinan Batik Winotosastro, Hani berperan cukup besar di bagian produksi untuk tetap melestarikan batik tradisional
C.    . Proses produksi
1.Desain Motif Batik
a.Motif Ceplok
   Description: Image result for Ceplok Yogya Parang
Ceplok Yogya Parang                                                                    Ceplok Grompol                                                         Ceplok Motif
        CEPLOK YOGYA PARANG, CEPLOK GROMPOL, CEPLOK MOTIF':
motif CEPLOK terdiri dari berbagai desain geometri, dengan bunga yang melingkar, bintang dan bentuk kecil lain yang membentuk pola simetris. Grompol artinya kumpul bersama. Sering digunakan pada upacara pernikahan untuk melambangkan kebersamaan dari sebuah pernikahan yang harmonis, atau dikenakan anak-anak yang berarti keberuntungan dan kebahagiaan.
b.      Batik Kawung
            Motif batik kawung ini dikenal dengan motif batik tertua, dulunya disediakan untuk keluarga kerajaan. Motif kawung ini merupakan penampang buah aren kelapadan beberapa mengatakan salib di antara empat oval mengacu pada sumber energi universal.
c. Batik Parang
  
Motif batik parang dikenal familiar sebagai pola pedang atau keris oleh orang luar. panggilan jawa motif lidah api, biasa juga disebut motif parang lidah api. Motif parang dibedakan lagi menjadi 2 macam yaitu:
Parang Rusak
            Parang rusak sendiri diartikan sebagai pertarungan antara manusia melawan kejahatan dengan cara mengendalikan keinginan mereka sehingga mereka menjadi mulia, bijaksana dan akan menang.
Parang barong
            Parang barong pada jaman dahulu hanya dipakai oleh raja dan dianggap sebagai pola yang suci. Arti motif sendiri suapa sang raja menjadi hati-hati dalam menjaga dirinya sendiri sehingga dia akan menjadi seorang penguasa yang jujur, adil dan juga bertanggung jawab terhadap rakyatnya
d.Batik Lereng
            Design motif batik lereng adalah baris diagonal pola di antara motif parang, banyak ditemukan untuk polanya hanya deretan garis diagonal sempit penuh dengan seluruh arti pola kecil.Merupakan salah satu pola lama disediakan untuk keluarga istana kerajaan.
e. Batik Nitik
  
            Motif batik nitik sendiri terkenal dengan motif batik tertua karena dulunya terinspirasi oleh kain tenun dengan patola yang dibawa oleh para pedagang gujarat dari india. dengan design titik titik serta geometri. Dulunya biasanya dipakai oleh orang tua dari pasangan pernikahan orang      truntum.

2.Mengutip Pola Motif Batik pada kain/bahan
            Pola dibuat dengan pensil. Pola bisa berupa gambar-gambar yang langsung bisa dicanting, namun bisa juga berupa garis geometris (misalnya untuk motif kawung, maka yang dibuat hanya garis-garis kotak-kotaknya saja). Dalam membuat pola, gambar bisa langsung digambarkan pada kain atau di-blad (menggambar dari pola yang ada di sebalik kain).
3.Ngelowong (pemberian malam)
       Dari pola yang sudah dibuat dengan pensil tadi, pembatik membuat kerangka dengan menggunakan malam cair. Canting yang dipergunakan adalah canting cucuk sedang atau canting klowongan. Mori yang sudah dibatik seluruhnya akan memunculkan gambar berupa kerangka, disebut juga sebagai “klowongan”. Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna putih sebelum kemudian di beri malam. Proses pemberian malam ini dapat menggunakan   proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam maka proses pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (wax resist).
4.Isen (pemberian motif di dalam klowongan)
            “Ngisen-iseni” berasal dari kata “isi”, yaitu memberi isi atau mengisi “klowongan” tadi. Ngisen-iseni dengan mempergunakan canting cucuk kecil yang disebut sebagai canting isen. Aktivitas selanjutnya adalah “nyeceki”. “Nyeceki” mempergunakan canting cecekan, hasilnya bernama “cecekan”. Batikan yang lengkap dengan isen-isen disebut sebagai “reng-rengan”. Karena namanya “reng-rengan”, maka aktivitas membatik dalam memberikan isen-isen sejak awal hingga akhir disebut sebagai “ngengreng”. Setelah “ngengreng” selesai, keseluruhan motif yang dikehendaki bisa terlihat. Hal ini merupakan penyelesaian yang pertama.
5.Pewarnaan , meliputi:
·         Pengisian         warna
           Dalam proses ini kain yang sudah dibatik diberi warna. Bagian yang tertutup malam nantinya akan tetap berwarna seperti semula (putih) dan yang tidak tertutup malam           akan    terwarnai.
Ada 2 jenis zat warna yang bisa dipilih dalam proses pewarnaan ini, yaitu zat warna alam dan zat warna   sintetis.
Proses pewarnaan terbagi dalam beberapa tahap dan harus dikerjakan secara urut.
·         Perendaman    dengan            cairan  naptol
           Sebelum diberi warna kain perlu direndam dulu dengan cairan naptol agar warna bisa menempel dengan sempurna.
·         Pemberian       warna
         Kain dimasukkan dalam zat warna (alam/sintetis) sambil dibolak-balik supaya rata, kemudian    didiamkan selama 15 menit. Setelah itu kain diangkat, diangin-anginkan dengan cara kain dibentang pada tali/tambang di tempat yang teduh dan dijepit. Pada pewarnaan alami, setelah kain kering pencelupan diulang minimal 3 kali.
-Mengeringkan
           Menjemur batik adalah langkah terakhir dari suatu siklus proses pembuatan batik. Proses pengeringan dilakukan setelah proses pelorodan dengan soda ash yang bertujuan mematikan warna batik agar tidak luntur. Proses pengeringan batik ada dua macam, yaitu proses pengeringan alami dan proses pengeringan dengan mesin oven. Proses pengeringan alami menggunakan         sumber            daya   alam    matahari.
         Hampir semua produsen batik di pekalongan menggunakan teknik pengeringan alami, karena selain kualitas hasilnya tidak jauh beda dengan proses pengeringan mesin oven, proses pengeringan alami lebih hemat sehingga bisa menekan harga jual batik.
·         -Ngelorot (menghilangkan malam)
          Dalam proses ini warna akan dikunci. Ada 3 pilihan bahan untuk proses penguncian ini, yaitu air kapur (warna akan cenderung lebih tua), tawas (warna akan cenderung lebih muda), dan tunjung (warna akan cenderung lebih tua/pekat). Bahan-bahan tersebut memberikan efek warna yang berbeda-beda meskipun zat warna yang digunakan sama. Cara mengunci: kain yang sudah diberi warna direndam dalam cairan dari salah satu bahan tersebut selama 10 menit, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan dengan cara diangin-angin.
           Menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik disebut mbabar, ngebyok, atau nglorod. Caranya, kain yang sudah dibatik direndam terlebih dahulu kemudian dimasukkan dalam air mendidih yang sudah diberi obat pembantu berupa waterglass atau soda abu. Setelah itu, kain batik dikeringkan dengan cara diangin-angin.
          Proses-proses di atas hanya untuk penggunaan 1 warna saja. Kebanyakan kain batik memakai lebih dari 1 warna. Untuk setiap pewarnaan, perlu diulang prosesnya dari mencanting (mulai dari “membatik kerangka”, namun bagian yang ditutup dengan cairan malam berbeda tergantung bagian mana yang diinginkan tidak terkena warna itu) sampai “nglorod”.
6.Mengeringkan kembali
         Diupayakan agar tidak terkena sinar matahari secara langsung, Waktu penjemuran sebelum jam 11.00. Sirkulasi udara teratur dengan baik. Untuk bahan batik yang pendek ukuran 2 meteran, bisa dilakukan dengan menggunakan gawangan seperti tempat untuk menjemur batik biasa seperti pada gambar di atas.
7.Pengepakan / pengemasan
        Melihat Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah berpredikat kota pelajar, budaya dan wisata yang akan mendatangkan suatu dampak yang positif bagi perkembangan industri batik di wilayah tersebut, karena batik adalah salah satu cinderamata khas Yogyakarta. Oleh karena itu  menyimpulkan bahwa produk batik, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi          yang   cukup besar.
            Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta ,Untuk melihat ada prospek yang cerah bagi perkembangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan mengambil langkah dengan melakukan kerjasama dengan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi DIY agar dapat dijadikan salah satu obyek wisata bersama perusahaan batik lainnya, seperti Surya Kencana, Plentong dalam hal memasarkan hasil perusahaan tersebut. Sehingga menimbulkan hal yang positif bagi perdagangan dan pembuatan batik, selain itu dari aspek pemasarannya melakukan kegiatan ekspor produk batik ke luar negeri.
8.Pengiriman /pendistribusian
            Secara umum, sebelum batik sampai ke tangan konsumen dari produsen tentunya batik tersebut akan melalui proses distribusi dimana pendistribusian ini menyalurkan hasil-hasil batik tersebut. Pasar mengatur kehidupan sosial, termasuk ekonomi secara otomatis. Melalui perangkat yang kompleks dari suatu pertukaran yang terjadi, aktifitas ekonomin dari orang-orang yang berjarak dan yang tidak menyadari keberadaan satu sama lain dapat diatur. Banyak media untuk mendistribusikan batik selain menjualnya langsung di pasar, yaitu dengan media internet. Saat ini banyak sekali para penjual menciptakan ‘pasarnya’ sendiri melalui dunia maya.
            Terbukti hal ini jauh lebih praktis dan mudah karena antara penjual dan calon pembeli tidak perlu bertatap muka secara langsung. Pendistribusian batik sampai ke luar negeri dengan berbagai model dan motif yang disesuaikan dengan kemajuan fashion masa kini. Harga menjadi kunci dalam mekanisme pasar dan distribusi. Harga dipandang sebagai penyeimbang antara penawaran dan permintaan. Maka sesuai dengan permintaan pasar, harga batik pun beragam, mulai dari yang murah sampai yang mahal dengan kualitas yang berbeda pula. Tujuannya adalah agar pendistribusian batik dapat menjangkau berbagai kalangan dan dapat dikonsumsi pula oleh calon konsumen yang memiliki keterbasan (biaya maupun jangkauan tempat).
Produk Busana
1.Desain Busana
Sebagai langkah awal, Anda dapat menggambar desain busana dengan bantuan gambar bentuk dasar orang. Caranya: Cetak gambar bentuk dasar kemudian jiplaklah gambar bentuk dasar dengan pensil. Tipis-tipis saja menjiplaknya. Buatlah gambar desain busana yang Anda inginkan di atas gambar bentuk dasar tersebut.Setelah gambar desain busana siap, hapus goresan pensil. Semakin sering Anda berlatih, maka semakin lincah Anda menggambar. Pada akhirnya, Anda tidak lagi memerlukan gambar bentuk dasar tersebut.
2.Pola  Busana
       Dalam pembuatan pola,  menggunakan beberapa ukuran, baik ukuran standar S, M, L dan menggunakan size angka dari 1-9. Seorang pembuat pola harus mempunyai kemampuan mengkonversi disain ke dalam pola untuk membuat contoh pakaian. Setelah sample disetujui berarti pola contoh dapat dikembangkan sesuai dengan ukuran yang diorderkan dengan cara grading yaitu menambah atau mengurangi dimensinya untuk mendapatkan berbagai ukuran untuk diproduksi.
3.Bahan Busana Batik
            Kain yang beredar di pasaran banyak jenis dan kualitasnya. Sebagai orang yang berkecimpung di bidang busana, kita harus dapat memilih bahan tekstil sesuai dengan yang dibutuhkan. Agar tidak keliru dalam memilih bahan maka kita harus mempunyai pengetahuan tentang bahan tekstil.
Tujuan mempelajari pengetahuan bahan tekstil ini adalah :
1.      untuk mengetahui asal bahan,
2.      untuk mengetahui sifat-sifat bahan dan pemeliharaannya,
3.      supaya dapat membedakan bahan tiruan dengan bahan yang asli, dan
4.      agar dapat menyesuaikan atau memilih bahan sesuai dengan waktu, tempat, kegunaan dan kesempatan pemakaiannya.
Pengetahuan tentang tekstil yang akan dijelaskan dalam bab ini meliputi pengetahuan tentang bahan utama busana, bahan pelapis dan bahan pelengkap busana. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan dasar dalam pembuatan busana.
Bahan Utama Busana
            Pakaian yang baik ditentukan oleh pemilihan dan pemakaian bahan tekstil yang tepat. Terkadang kita kecewa terhadap hasil pakaian yang dibuat karena menggunakan bahan yang tidak atau kurang sesuai dengan model yang ditentukan.
4.Menggunting
            Mulailah membuat pola untuk bagian depan ,belakang,tangan,krah jika ada.tarik garis dengan menggunakan pensil  usahakan  mengikuti pola dasar.gunting pola pada garis tarikan pensilnya menggunakan gunting kertas,gunakan jarum pentul untuk menyematkan pola kedalam kain.usahakan semaksimal mungkin untuk memanfaatkan kain dan polanya agar tidak terbuang percuma.akhirnya membuat pola dengan garis lurus,usahakan ditambah 2 cm untuk obras,untuk pola garis lengkung ditambah 1 cm. Gunakan kapur jahit untuk membentuk nya agar rapi saat memotong kain.dan bagian krah sebelum dijahit sebaiknya bahan dan kain keras disetrika terlebih dahulu,agar menempel dengan kuat.
5.Menjahit
Sebelum menjahit ,kain yang sudah obras terlebih dahulu,kemudian pasang benang atas dan dalam sekocinya.jahitlah kain sesuai garis  jahit nya (gunakan kapur kain untuk menggaris),jarum pentul gunakan untuk menyematkan pola sebaiknya disematkan kembali,agar kain tidak bergeser saat menyambung bagian depan dengan bagian belakang pola.
Usahakan jahit kopnat bagian depan dan belakang ,tempel vaslin dibagian depan dalam kain,semprot vaslin sampai  hingga menempel sempurna pada kain,jahit sambung bahu bagian depan dan belakang,semua kampuh jahitan 1,5 cm,kecuali ada keterangan lain,sambung sisi badan depan dengan sisi badan belakang. Setelah  menjahit blus batik dan telah selesai dan siap dikenakan,namun cobalah terlebih dahulu blus batik untuk memastikan ukurannya serta periksa kembali jahitan,agar jika ada bagian yang kurang rapi,dapat diperbaiki.
6.Mengobras
            Seterusnya letakkan bahan yg bakal diobras secara memasukan pinggiran bahan lewat bawah sepatu obras hingga kira-kira pinggiran kain dapat terpotong sedikit oleh pisau yg terdapat terhadap mesin obras. Injak bidang pedalnya dgn perlahan, pakai tangan kiri utk memegang kain yg belum diobras & tangan kanan memegang kain yg sudah diobras. Jikalau aktivitas mengobras telah selesai setelah itu sisa hasil obrasan dibagian tepi bahan dipotong. Cabut kabel dynamo & serentak bersihkan sisa-sisa benang atau potongan kain memakai kuas mungil atau vacuum cleaner utk menyedot sisa-sisa kain yg masuk kedalam sela-sela meja mesin jahit seterusnya minyaki mesin bersama minyak mesin obras dulu letakkan kain perca di bawah sepatu mesin obras.
7.Penyelesaian/pengepresan
            Dalam proses pengepresan di lakukan dengan alat bantu berupa mesin solder, kemudian baru di pres menggunakanmesin pres. Penyeterikaan, hal ini merupakan persyaratan yang harus dilaksanakan untuk dapat memberikan bentuk dan corak tertentu menurut disain pakaian yang direncanakan. Pengaruh penyeterikaan/ presing memberikan suatu pandangan yang menarik kepada si pemakai untuk menunjukkan kerapihan dan keindahan yang mengesankan.
8.Pengepakan/pengemasan

·         Pemasangan label
·         Pelipatan, setelah bahan disetrika kemudian dilipat. Dalam penyeterikaan ini apabila terdapat kerusakan atau kesalahan dalam penjahitan yang tidak diketahui oleh bidang quality control maka pakaian tersebut diberikan kepada quality control lagi dan kemudian diberikan kepada penjahit untuk diperbaiki. Setelah dilipat dimasukkan ke dalam plastik kemasan.
·         Packing adalah memasukkan pakaian yang sudah dikemas ke dalam dus-dus / kotak kemasan.
9.Pengiriman/Pendistribusian
            Pengirimannya menggunakan mobil box ,dijual di daerah –daerah sekitar, di ekspor ke luar negri . Kadang ada orang yang datang langsung untuk membeli atau untuk di jual kembali.
D.HASIL PRODUKSI
·         Batik Winitisastro merupakan salah satu bagian dari industri batik yang ada di Indonesia, maka perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam batik sesuai dengan bahan kain yang digunakan, yaitu :
·         Berupa kain baik Sutera, Katun (Primissima dan Prima), Lycra, HTS 9 atau Rayon, Voillisima, Berkolissima, dll.
·         Berupa Man, Woman, and Children Wear, atau pakaian Pria, wanita dan anak-anak.
·         Berupa House hold atau perlengkapan rumah tangga seperti Taplak Meja, Bed Cover, Dinner Set, Plate snd Glass Mat, Hot mat, dan Apron atau celemek masak.
·         Accessories, seperti Wall Hang atau Hiasan dinding, tas, painting atau Lukisan dan lain-lain.
E.PENJUALAN / PEMASARAN
       Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta ,Untuk melihat ada prospek yang cerah bagi perkembangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan mengambil langkah dengan melakukan kerjasama dengan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi DIY agar dapat dijadikan salah satu obyek wisata bersama perusahaan batik lainnya, seperti Surya Kencana, Plentong dalam hal memasarkan hasil perusahaan tersebut. Sehingga menimbulkan hal yang positif bagi perdagangan dan pembuatan batik, selain itu dari aspek pemasarannya melakukan kegiatan ekspor produk batik ke luar negeri.


BAB  III
PENUTUP
A.Kesimpulan
      Dengan melakukan kunjungan Industri ke tempat garment dan pengerajin batik saya mendapat pengalaman baru tentang industri, lebih mengerti dunia kerja industri, dapat membandingkan ilmu yang diperoleh di sekolah dengan dunia kerja industri. Observasi yang dilakukan secara nyata dan langsung pengembangan atas tugas yang diemban oleh siswa yang pada akhirnya sebagai bekal untuk tekun terjun di masyarakat ataupun di dunia kerja.
B.Saran
Sebelum melakukan kunjungan industri sebaiknya melakukan berbagai persiapan :  misalkan pertanyaan yang kompeten, kenapa pertanyaan yang kompeten karna siswa dituntut untuk menggali informasi saat melakukan kunjungan.
Harus menjaga komunikasi yang baik antara pihak sekolah maupun pihak industri agar dapat menjaga citra baik dari sekolah maupun pihak industri.















LAMPIRAN
 LAMPIRAN
Description: G:\ninik\P_20161109_095719.jpgDescription: G:\ninik\P_20161109_100253.jpg Description: G:\ninik\P_20161109_102405.jpg
Description: G:\ninik\P_20161109_095505.jpg

Description: https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t34.0-12/15941592_1879956342241579_98294915_n.jpg?oh=24cdca2ff8c557ee6db03aa5bf18c008&oe=5875F35B Description: https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t34.0-12/15935982_1879956778908202_243480263_n.jpg?oh=9762e6dd2e92c14e09b7c37b9d160a9c&oe=5875D6A8
Description: https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t34.0-12/15942397_1879956482241565_674234911_n.jpg?oh=dc41d7337a0625abc0d52e82b27e3139&oe=58761734
Description: G:\JOGJA\_DSC0308.JPG
Description: G:\JOGJA\_DSC0332.JPG
Description: G:\JOGJA\_DSC0378.JPG
Description: G:\JOGJA\_DSC0283.JPG
Description: G:\JOGJA\_DSC0276.JPG
Description: G:\JOGJA\_DSC0288.JPG