MAKALAH
PEMBUATAN TELUR ASIN
Makalah ini kami buat sebagai
persyaratan unutk mengikuti Ujian
nasional
Tahun Ajaran 2017/2018
Nama kelompok :
1.
ANISA FEBRIANI
2.
IYUSTIKA WIDODO
3.
LUTFIANA DHIYA
A
4.
MERINE PUTRI
F.S
MTsN 6 NGAWI
Tahun Pelajaran 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang cara pembuatan telur asin yang dapat menghasilkan hasil yang
baik.
Makalah
ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang proses pembuatan telur asin
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
ini diterima dan disahkan oleh pembimbing dan kepala sekolah sebagai syarat
untuk mengikuti Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018.
Hari :
Tanggal :
Tempat : MTsN 6 NGAWI
Pembimbing
Wali Kelas IX A
Siti
Nurhajana, S,Pd Siti Layyin M, S,Pd
NIP.197101167005012002 NIP.197108072005012006
Kepala
MTsN 6 NGAWI
Drs.
Moch. Muqorobin, M,Pd.I
NIP.196610051445031001
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah. 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan
Percobaan 1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Telur Asin 2
B. Pengertian
Pengasinan 2
BAB III METODE PERCOBAAN
A. Alat
dan bahan 2
B. Langkah
kerja 2
BAB IV HASIL PERCOBAAN
Hasil Percobaan 6
BAB V
Simpulan. 7
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Telur asin adalah istilah umum untuk
masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan
garam berlebih utuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang
diasinkan adalah telur bebek, meskipun tidak menutup kemungkinan telur-telur
yang lain. Telur asin baik dikonsumsi dalam waktu satu bulan (30 hari).
Di Indonesia, terutama di pulau
jawa telur asin biasanya diproduksi dash telur bebek pelari (anasplatyrhynchos
domesticus) yang memiliki ciri khas cangkang telur yang berwarba biru.
Makanan ini bersifat praktis dan
dapat dipadukan dengan berbagai masakan misalnya, nasi jamblang, nasi lengko,
bahkan dapat pula dimakan tanpa nasi. Nelayan yang melaut atau orang yang
berpergian untuk waktu lama biasanya membawa telur asin untuk bekal.
Berdasarkan uraian di atas,
percobaan ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut pembuataan telur asin,
khususnya menggunakan bahan dari telur itik, garam dan batu bata yang
dihancurkan dan dibasahi.
B.
Rumusan
masalah
Masalah yang dibahas dalam kegiatan percobaan ini
sebagai berikut.
a. Bagaimana
cara membuat telur asin secara benar
b. Apakah
ada perbedaan dengan penggunaan telur dari ayam yang baru bertelur dengan telur
yang sudah lama
C.
Tujuan
percobaan
Tujuan dilaksanakannya percobaan ini sebagai berikut
a. Mengetahui
cara membuat telur asin secara benar
b. Mengetahui
apakah ada perbedaan dengan telur yang baru dan yang sudah lama.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
telur asin
Telur asin adalah istilah umum untuk
masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan
garam berlebih utuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang
diasinkan adalah telur itik, meskipun tidak menutup kemungkinan telur-telur
yang lain. Telur asin baik dikonsumsi dalam waktu satu bulan (30 hari).
B.
Pengertian
pengasinan
Pengasinan (salting) adalah pengawetan makanan
menggunakan garam panagan kering. Cara tersebut berkaitan dengan pengasaman
(menyimpan makanan dengan air garam) dan merupakan salah satu bentuk dari
curing. Cara tersebut merupakan salah satu metode tertua dalam menyajikan
makanan dan dua makanan yang diawetkan menggunakan garam yang signifikan dalam
sejarah adalah ikan asin (biasanya cod asin dan kering atau herring) dan daging
yang diawetkan menggunakan garam seperti bacon. Sayuran-sayuran seperti kacang
panjang dan kubis juga biasanya disajikan dalam cara ini.
Pengasinan digunakan karena
kebanyakann bakterial, fungi dan organisme patogenik potensial lainnya tidak
dapat bertahan hidup didalam sebuah lingkungan dengan kadar garam yang tinggi,
karena hipertonik alami dari garam. Berbagai sel hidup dilingkungan seperti ini
akan menjadi kehausan karena osmosis dan mati atau menjadi tidak aktif dalam
beberapa waktu.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Alat
dan bahan
a. Alat
1) Wadah
2) Ampelas
b. Bahan
1) Telor
itik
2) Garam
kering
3) Batu
bata yang dihancurkan
4) Air
B.
Langkah
kerja
a. Cuci
telur asin terlebih dahulu
b. Ampelas
semua telur asin
c. Cuci
kembali telur asin
d. Campurkan
garam dengan batu bata yang telah dihaluskan dan beri sedikit air
e. Tempelkan
campuran garam dan batu bata pada telur itik
f. Diamkan
selama beberapa hari sampai garam tersebut benar-benar meresap dalam telor
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
Perubahan
|
Hari ke 3
|
Hari ke 7
|
Bukti gambar
|
1.
Warna
|
Masih biasa
|
Agak kecoklat
coklatan
|
|
2.
Rasa
|
Putih = asin
Kuning = biasa
|
Semua bagian telur
terasa asin
|
|
3.
Tekstur
|
Seperti telu biasanya
|
lembut
|
MAKALAH
PEMBUATAN TELUR ASIN
Makalah ini kami buat sebagai
persyaratan unutk mengikuti Ujian
nasional
Tahun Ajaran 2017/2018
Nama kelompok :
1.
ANISA FEBRIANI
2.
IYUSTIKA WIDODO
3.
LUTFIANA DHIYA
A
4.
MERINE PUTRI
F.S
MTsN 6 NGAWI
Tahun Pelajaran 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang cara pembuatan telur asin yang dapat menghasilkan hasil yang
baik.
Makalah
ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang proses pembuatan telur asin
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
ini diterima dan disahkan oleh pembimbing dan kepala sekolah sebagai syarat
untuk mengikuti Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018.
Hari :
Tanggal :
Tempat : MTsN 6 NGAWI
Pembimbing
Wali Kelas IX A
Siti
Nurhajana, S,Pd Siti Layyin M, S,Pd
NIP.197101167005012002 NIP.197108072005012006
Kepala
MTsN 6 NGAWI
Drs.
Moch. Muqorobin, M,Pd.I
NIP.196610051445031001
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah. 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan
Percobaan 1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Telur Asin 2
B. Pengertian
Pengasinan 2
BAB III METODE PERCOBAAN
A. Alat
dan bahan 2
B. Langkah
kerja 2
BAB IV HASIL PERCOBAAN
Hasil Percobaan 6
BAB V
Simpulan. 7
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Telur asin adalah istilah umum untuk
masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan
garam berlebih utuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang
diasinkan adalah telur bebek, meskipun tidak menutup kemungkinan telur-telur
yang lain. Telur asin baik dikonsumsi dalam waktu satu bulan (30 hari).
Di Indonesia, terutama di pulau
jawa telur asin biasanya diproduksi dash telur bebek pelari (anasplatyrhynchos
domesticus) yang memiliki ciri khas cangkang telur yang berwarba biru.
Makanan ini bersifat praktis dan
dapat dipadukan dengan berbagai masakan misalnya, nasi jamblang, nasi lengko,
bahkan dapat pula dimakan tanpa nasi. Nelayan yang melaut atau orang yang
berpergian untuk waktu lama biasanya membawa telur asin untuk bekal.
Berdasarkan uraian di atas,
percobaan ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut pembuataan telur asin,
khususnya menggunakan bahan dari telur itik, garam dan batu bata yang
dihancurkan dan dibasahi.
B.
Rumusan
masalah
Masalah yang dibahas dalam kegiatan percobaan ini
sebagai berikut.
a. Bagaimana
cara membuat telur asin secara benar
b. Apakah
ada perbedaan dengan penggunaan telur dari ayam yang baru bertelur dengan telur
yang sudah lama
C.
Tujuan
percobaan
Tujuan dilaksanakannya percobaan ini sebagai berikut
a. Mengetahui
cara membuat telur asin secara benar
b. Mengetahui
apakah ada perbedaan dengan telur yang baru dan yang sudah lama.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
telur asin
Telur asin adalah istilah umum untuk
masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan
garam berlebih utuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang
diasinkan adalah telur itik, meskipun tidak menutup kemungkinan telur-telur
yang lain. Telur asin baik dikonsumsi dalam waktu satu bulan (30 hari).
B.
Pengertian
pengasinan
Pengasinan (salting) adalah pengawetan makanan
menggunakan garam panagan kering. Cara tersebut berkaitan dengan pengasaman
(menyimpan makanan dengan air garam) dan merupakan salah satu bentuk dari
curing. Cara tersebut merupakan salah satu metode tertua dalam menyajikan
makanan dan dua makanan yang diawetkan menggunakan garam yang signifikan dalam
sejarah adalah ikan asin (biasanya cod asin dan kering atau herring) dan daging
yang diawetkan menggunakan garam seperti bacon. Sayuran-sayuran seperti kacang
panjang dan kubis juga biasanya disajikan dalam cara ini.
Pengasinan digunakan karena
kebanyakann bakterial, fungi dan organisme patogenik potensial lainnya tidak
dapat bertahan hidup didalam sebuah lingkungan dengan kadar garam yang tinggi,
karena hipertonik alami dari garam. Berbagai sel hidup dilingkungan seperti ini
akan menjadi kehausan karena osmosis dan mati atau menjadi tidak aktif dalam
beberapa waktu.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Alat
dan bahan
a. Alat
1) Wadah
2) Ampelas
b. Bahan
1) Telor
itik
2) Garam
kering
3) Batu
bata yang dihancurkan
4) Air
B.
Langkah
kerja
a. Cuci
telur asin terlebih dahulu
b. Ampelas
semua telur asin
c. Cuci
kembali telur asin
d. Campurkan
garam dengan batu bata yang telah dihaluskan dan beri sedikit air
e. Tempelkan
campuran garam dan batu bata pada telur itik
f. Diamkan
selama beberapa hari sampai garam tersebut benar-benar meresap dalam telor
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
Perubahan
|
Hari ke 3
|
Hari ke 7
|
Bukti gambar
|
1.
Warna
|
Masih biasa
|
Agak kecoklat
coklatan
|
|
2.
Rasa
|
Putih = asin
Kuning = biasa
|
Semua bagian telur
terasa asin
|
|
3.
Tekstur
|
Seperti telu biasanya
|
lembut
|
BAB V
KESIMPULAN
Setelah kegiatan percobaan dilakukan, dapat kami
simpulkan bahwa proses pengasinan pada telur asin terjadi selama 5-7 hari.
No comments:
Post a Comment