July 9, 2018

MAKALAH HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL



HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan


Dosen Pengampu : Dewi Susilo Reni, M.Pd

Kelompok : 12
Nama               : Nurmalia Khotimah
Prodi               : Bimbingan Konseling Islam (BKI)
Fakultas           : Tarbiyah

INSTITUT AGAMA ISLAM NGAWI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirromannirrohim, bismillahi masyaa Allah laayasuuqul khoiro illallah, bismillahi masyaa Allah laayushrifus suaillallah, bismillahi masyaa Allah maakaana minni’matin faminallah, bismillahi masyaa Allah lahaula walaquata illabillah.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Ashhadualla illahaillallah, waashhaduanna muhammadur rasulullah, Allahuma sholi‘ala sayyidina Muhammad, wa‘alaa ali sayyidina Muhammad, lahaula walaquata illa billah.
            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini yang dilengkapi dengan berbagai penjelasan tentang sejarah pendidikan islam
            Dalam kesempatan ini, makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan sebagai syarat mengikuti UAS, yang berisi ringkasan materi dan beberapa penjelasan tentang hubungan pendidikan dan stratifikasi sosial.
            Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi Ibu Dosen mata kuliah Sosiologi Pendidikan, Bu Dewi, namun saya yakin bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu saya sangat senang apabila dari Bu Dewi bersedia memberikan kritik dan saran secara tertulis maupun lisan untuk penyempurnaan makalah berikutnya.
            Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kami semua, khususnya mahasiswa Prodi PGMI, BKI semester 2. Saya sampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ngawi, 25 Januari 2018
Penyusun

Nurmalia Khotimah

DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................   i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.                   Latar Belakang....................................................................... 1
II.                Rumusan Masalah.................................................................. 1                         
III.             Tujuan.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
a.       Definisi Pendidikan.........................................................   2
b.      Definisi Straifikasi Sosial.................................................   4
c.       Ciri-Ciri Stratifikasi Sosisal.............................................   5
d.      Aspek Pembentuk Stratifikasi Sosial...............................   6
e.       Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial................................   7
f.       Pendidikan Mendorong Terjadinya Perubahan Stratifikasi Masyarakat       ..7
BAB IV PENUTUP
a.       Kesimpulan..................................................................................   9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 10












BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang artinya senantiasa hidup bersama dengan sesamanya, dengan kata lain tidak dapat hidup secara infividualisme dan selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Setiap masyarakat memempunyai sesuatu yang diharga, mungkin berupa uang, mungkin tanah, mungkin benda-benda yang bernilai ekonomis, ilmu pengetahuan, pekerjaan, dan atau faktor lainnya. Semakin tinggi penghargaan yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula kedudukannya di dalam masyarakat tersebut. Ilmu pengetahuan bahwasanya tidak terlepas dengan proses pendidikan. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sekarang adalah SMA sederajat. Hal ini terjadi karena belum adanya kesadaran bagi merekan akan pentingnya suatu pendidikan. Pendidikan adalah salah satu cara yang membuat hidup kita menjadi lebih baik dan tertata.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud pendidikan dan stratifikasi sosial ?
2.      Sebutkan ciri-ciri stratifikasi sosial !
3.      Apa aspek pembentuk stratifikasi sosial ?
4.      Bagaimana jenis dan proses terjadinya stratifikasi sosial ?
5.      Bagaimana pendidikan mendorong terjadinya perubahan stratifikasi sosial di masyarakat ?

C.     TUJUAN
Mengetahui definisi dari pendidikan dan stratifikasi sosial, mengetahui apa ciri dari stratifikasi sosial, mampu memahami apa saja aspek yang membentuk stratifikasi sosial, dan faham tentang pendidikan yang dapat mendorong terjadinya suatu perubahan stratifikasi sosial di masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan merupakan proses belajar dan mengajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat. Pendidikan sebagai sistem terencana yang memanusiakan manusia agar dapat eksis dalam masyarakat. Pendidikan dapat diperkokoh dengan startifikasi sosial dalam masyarakat. Pendidikan berfungsi untuk menyiapkan peserta didik untuk beradaptasi dalam konteks sosial, dan generasi ini akan membawa pada stratifikasi dan mobilitas sosial di dalam masyarakat.1
Ary A. Gunawan telah mengutip defmisi pendidikan yang dikemukakan oleh Lengeveld, bahwa pendidikan adalah proses mendewasakan anak. Selanjutnya menurut Romo Dwijarkoro, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia muda. Menurut Ary, bahwa pada defenisi pertama, pendidikan hanya bisa dilakukan oleh orang yang lebih dewasa kepada anak-anak. Menutup kemungkinan seorang anak yang sudah pintar, bisa mengajar orang dewasa yang masih bodoh (buta huruf). Pada definisi kedua, masih dipengaruhi oleh Lengeveld sehubungan dengan adanya kata “muda” sebab seolah-olah orang yang sudah dewasa tidak perlu untuk diajar. Menurut Ary, pendidikan adalah merupakan proses memanusiakan manusia secara manusiawi yang harus disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan zaman (Ary A.Gunawan, 2000 : 55).
Pengertian Stratifikasi Sosial Stratifikasi social (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial menurut para ahli :2


 

1 Nana Saodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 1.
2 Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta Anggota IKAPI, 1994, halaman 8
Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).  Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege, dan prestise.  Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.  Drs. Robert. M.Z. Lawang mendefinisikan sosial stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.

Fungsi pendidikan sebagai berikut apabila dikaitkan dengan kehidupan sosial (masyarakat).
1.      Pendidikan Salah Satu Sarana Penentu Lingkungan Sosial
Pendidikan adalah sarana yang terbesar dalam menentukan lingkungan sosial. Jika seorang siswa bedumpa dengan siswa lain, maka tedadilah interaksi sosial secara individu dengan individu. Seorang guru yang sedang mengajar anak didiknya dalam kelas, akan muncul interaksi sosal secara individu dan kelompok dan jika dilaksanakan pertandingan sepak bola antar kelas, maka muncullah interaksi sosial secara kelompok dan kelompok.
2.      Pendidikan sebagai Daya Pengubah Menyampaikan, meneruskan atau mentransmisi kebudayaan adalah tugas pendidikan, seperti tradisi nenek moyang yang diteruskan ke generasi muda. Pendidikan melalui sekolah mendidik generasi muda agar bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan ihnu pengetahuan dan teknologi. Dernikian pula, pendidikan melalui sekolah bertugas sebagai “agent of change”, lembaga pengubah.
3.      Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat
Yang dirnaksud di sini adalah aspek-aspek kehidupan dalam masyarakat. Aspek-aspek kehidupan tersebut sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Jadi masyarakat dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan. Kebudayaan ada jika masyarakat itu ada dan demikian sebaliknya. Kebudayaan itu ada jika ada pelatihan-pelatihan atau pendidikan dalam masyarakat. yang berbentuk nonformal dan informal atau formal. Oleh karena itu semakin maju pendidikan dalam masyarakat, semakin cepat perubahan-perubahan itu tedadi dan akan muncul pelapisan sosial dalam masyarakat.3

 

3 Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. Cet. III; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004
B.     DEFINISI STRATIFIKASI SOSIAL
Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lainya. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial. Oleh karena itu dalam ilmu sosiologi dibahas mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau yang biasa disebut dengan stratifikasi sosial.4
Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata strata dan stratum yang berarti lapisan.Karena itu stratifikasi sosial (social stratification) sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan (stratum).
Stratifikasi sosial adalah sistem pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat, yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan lainnya.5
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarkat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Pelapisan sosial diatas, tentunya tidak berlaku umum, sebab setiap kota ataupun desa masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.6 Sistem stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas sedang. Dasar dan inti sistem stratifikasi masyarakat adalah adanya ketidakseimbangan pembagian hak dan kewajiban, serta tanggung jawab masing-masing individu atau kelompok dalam suatu sistem sosial.7 Penggolongan dalam kelas-kelas tersebut berdasarkan dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam suatu lapisan-lapisan yang lebih hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.8




 

4 Karsidi Ravik, Sosiologi Pendidikan, (Semarang: UNS Press, 1998), hal. 175.
5 Indianto Muin, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 48.
6 Abid Rohman, Stratifikasi Sosial Dalam Al-Qur’an, Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 3, No.1, April 2013, ISSN: 2089-0192, hal. 19.
7 Pitirin A. Sorokin, Social Stratification, (New York: Harper, 1998), hal. 36.
8 Robert, M.Z. Lawang, Teori Sosiologi Mikro dan Makro Jilid I, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 42.
Pitirin A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk kedalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkhis). Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah. Menurut Sorokin, dasar dan inti dari lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengarahanya diantara anggota masyarakat.9
C.     CIRI-CIRI STRATIFIKASI SOSIAL
Adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok orang memiliki ciri-ciri  yang berbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan sumber daya. Ketiga ciri stratifikasi sosial adalah sebagai berikut.
1.                          Perbedaan Kemampuan  Anggota masyarakat dari kelas (strata) tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosial di bawahnya. Misalnya, orang kaya tentu mampu membeli mobil mewah, rumah bagus, dan membiayai pendidikan anaknya sampai jenjang tertinggi. Sementara itu, orang miskin,harus bejuang keras untuk biaya hidup sehari-hari.
2.                          Perbedaan Gaya Hidup Gaya hidup meliputi banyak hal, seperti mode pakaian, model rumah, selera makanan, kegiatan sehari-hari, kendaraan, selera seni, cara berbicara, tata krama pergaulan, hobi (kegemaran), dan lain-lain. Orang yang berasal dari kelas atas (pejabat tinggi pemerintahan atau pengusaha besar) tentu memiliki gaya hidup yang berbeda dengan orang kelas bawah. Orang kalangan a tas biasanyaberbusana mahal dan bermerek, berlibur ke luar negeri, bepergian dengan mobil mewah atau naik pesawat, sedangkan orang kalangan bawah cukup berbusana dengan bahan sederhana, bepergian dengan kendaraan umum, dan berlibur di tempat-tempat wisata terdekat.
3.                          Perbedaan Hak dan Perolehan Sumber Daya Hak adalah sesuatu yang dapat diperoleh atau dinikmati sehubungan dengan kedudukan seseorang, sedangkan sumber daya adalah segala sesuatu yang bermanfaat untuk mendukung kehidupan seseorang.

                                                             
                 9 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 220.
Semakin tinggi kelas sosial seseorang maka hak yang diperolehnya semakin besar, termasuk kemampuan untuk memperoleh sumber daya. Misalnya, hak yang dimiliki oleh seorang direktur sebuah perusahaan dengan hak yang dimiliki para karyawan tentu berbeda. Penghasilannya pun berbeda. Sementara itu, semakin besar penghasilan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk memperoleh hal-hal lain.

D.    ASPEK PEMBENTUK STRATIFIKASI SOSIAL
Perbedaan kedudukan akan menimbulkan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Perwujudan dari adanya stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah adanya perbedaan golongan tingkat kedudukan atau kelas.
Dasar yang digunakan untuk menggolongkan suatu masyarakat menurut stratifikasi sosial atau pelapisan sosial antara lain :
1.      Kekayaan (capital)
2.      Kekuasaan (power)
3.      Kehormatan (privilage)
4.      Ilmu Pengetahuan (Science)
Perbedaan kedudukan akan menimbulkan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Perwujudan dari adanya stratifikasi sosial adalah adanya perbedaan golongan tingkat kedudukan atau kelas.
Sanapiah Faisal menyebutkan bahwa bentuk-bentuk startifikasi sosial terbentuk dari: Pertama, kriteria politis. Dalam kriteria politis yang utama adalah golongan yang menganut aliran politik yaitu anggota partai politik dan gerakan masa, yang lain adalah golongan non partai. Dari golongan partai politik ini terdapat starta sosial:
1.      golongan pemegang kekuasaan politik tingkat pusat (pemimpin pusat) berkedudukan di ibu kota negara.
2.      golongan pemegang kekuasaan politik tingkat daerah (Tk. 1/ propinsi). Kedua, golongan pimpinan partai tingkat cabang. Dimensi startifikasi sosial modern terbagi menjadi tiga golongan yaitu: golongan tinggi,  golongan menengah, dan golongan rendah.10
 

10 Sanapiah Faisal, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1985), hal. 25.
E.     PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL

Sifat sistem lapisan sosial di dalam masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social stratification) , terbuka (open social stratification ), dan sistem lapisan sosial campuran. Robin William J.R. menyebutkan pokok pedoman tentang proses terjadinya stratifikasi sosial pada masyarakat, yaitu sebagai berikut. 
A.    Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertentangan yang terjadi pada masyarakat sehingga menjadi objek penyelidikan.
B.     Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsurunsur, yaitu sebagai berikut.
1.      Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang.
2.      Sistem pertentangan yang diciptakan masyarakat (prestise dan penghargaan).
3.      Kriteria sistem pertentangan yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat, hak milik, wewenang, atau kekuasaan.
4.      Lambang-lambang kedudukan, misalnya tingkah laku, cara berpakaian, bentuk rumah, keanggotaan dalam suatu organisasi formal.
5.      Mudah sukarnya berubah kedudukan.
6.      Solidaritas di antara individu atau kelompok sosial yang menduduki status sosial yang sama dalam sistem sosial, seperti:
a.       pola-pola interaksi (struktur clique dan anggota keluarga)
b.      kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap, dan nilai
c.       kesadaran akan status masing-masing
d.      aktivitas dalam organisasi secara kolektif.  

F.      PENDIDIKAN MENDORONG TERJADINYA PERUBAHAN STRATIFIKASI MASYARAKAT
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam dua hal, yakni pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosial. Pendidikan bukan hanya memberikan keterampilan kerja tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, cara berbicara (perubahan cara hidup seseorang).11
 

11  Dr. S. Nasution, MA. 2010, Sosiologi pendidikan, Hal: 10.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu ingin hidup dan eksis dalam masyarakat. Salah satu institusi sosial yang dapat membantu eksistensi manusia dalam masyarakat adalah institusi pendidikan. Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama , melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua , mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.12 Kedua karakter umum lembaga pendidikan tersebut menunjukkan bahwa intitusi pendidikan juga sebagai institusi sosial.
Dalam pendidikan, dikenal tripusat lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan pendidikan keluarga (informal), lingkungan sekolah (formal), dan lingkungan masyarakat (nonformal). Ketiga klasifikasi tersebut dalam pergaulannya di masyarakat memiliki peran yang berbeda-beda, lembaga pendidikan pertama, yaitu informal atau keluarga, ranah garapannya adalah lebih banyak diarahkan dalam pembentukan karakter atau keyakinan dan norma.  Lembaga pendidikan formal atau sekolah, peran besarnya lebih banyak di arahkan pada pengembangan penalaran peserta didik, dan lembaga pendidikan ketiga, yaitu masyarakat, perannya lebih banyak pada pembentukan karakter sosial.13
Kemajuan suatu bangsa atau masyarakat dapat dilihat dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Perkembangan zaman akan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang tidak lain dipenuhi melalui bidang pendidikan. Berkembangnya pendidikan akan mendorong terjadi perubahan sosial. Pendidikan membuat seorang individu mengetahui banyak hal dan mengetahui perkembanganperkembangan yang terjadi pada kehidupan masyarakat lain, melalui pola pikir yang maju dan terpelajar. Pendidikan dapat menyejajarkan masyarakat yang sedang berkembang dengan masyarakat yang maju.




 

12 Oemar hamalik.perencanaan pegajaran berdasarkan pendekatan sistem.Bumi aksara.2005 jakarta.cet 5 hal: 23
13 Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati.ilmu pendidikan.Rumka cipta. 2002 jakarta.cet.2 hal 183-184.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia dan ketrampilan. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membawa peserta didik dalam menguasai tujuan-tujuan pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk menyiapkan peserta didik untuk beradaptasi dalam konteks sosial. Stratifikasi sosial atau penggolongan kelas sosial masyarakat sebuah kepastian yang dengannya timbul motivasi untuk saling mengembangkan potensi sumber daya manusia. Perkembangan peradaban yang semakin modern dan berkembang mendorong sistem stratifikasi sosial yang terbuka, dimana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengambil peran dan mendapatkan penghargaan di lingkungan masyarakatnya
DAFTAR PUSTAKA
A. Sorokin, Pitirin. 1998. Social Stratification. New York: Harper.
Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara,  Anggota IKAPI
Ahmadi, Abu & Uhbiyati, Nur. 2002. ilmu pendidikan. Jakarta : Rumka cipta.cet.2
Faisal, Sanapiah. 1985. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan pegajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta: Bumi aksara.
Karsidi Ravik, Aksara.. 1998. Sosiologi Pendidikan. Semarang: UNS Press.
M.Z. Lawang, Robert. 1998. Teori Sosiologi Mikro dan Makro Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta.
Muin, Indianto. 2004. Sosiologi. Jakarta: Erlangga,.
Rohman, Abid. Stratifikasi Sosial Dalam Al-Qur’an, Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 3, No.1, April 2013, ISSN: 2089-0192.
Nasution, S. 2004. Sosiologi Pendidikan. Cet. III; Jakarta: PT. Bumi
Sukmadinata, Nana Saodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

No comments:

Post a Comment