HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL
Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan
Dosen
Pengampu : Dewi Susilo Reni, M.Pd
Kelompok : 12
Nama :
Nurmalia Khotimah
Prodi :
Bimbingan Konseling Islam (BKI)
Fakultas :
Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM
NGAWI
TAHUN PELAJARAN
2017/2018
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Bismillahirromannirrohim,
bismillahi masyaa Allah laayasuuqul khoiro illallah, bismillahi masyaa Allah laayushrifus
suaillallah, bismillahi masyaa Allah maakaana minni’matin faminallah,
bismillahi masyaa Allah lahaula walaquata illabillah.
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Ashhadualla
illahaillallah, waashhaduanna muhammadur rasulullah, Allahuma sholi‘ala
sayyidina Muhammad, wa‘alaa ali sayyidina Muhammad,
lahaula walaquata illa billah.
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmatNya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini yang dilengkapi dengan
berbagai penjelasan tentang sejarah
pendidikan islam
Dalam
kesempatan ini, makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan
sebagai syarat mengikuti UAS, yang berisi ringkasan materi dan beberapa
penjelasan tentang hubungan pendidikan
dan stratifikasi sosial.
Saya
telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi Ibu Dosen mata kuliah Sosiologi Pendidikan,
Bu Dewi, namun saya yakin
bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu saya
sangat senang apabila dari Bu Dewi
bersedia memberikan kritik dan saran secara tertulis maupun lisan untuk
penyempurnaan makalah berikutnya.
Demikian,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kami semua, khususnya
mahasiswa Prodi PGMI, BKI semester 2.
Saya sampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
|
Ngawi, 25 Januari 2018
Penyusun
Nurmalia Khotimah
|
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR
ISI........................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang....................................................................... 1
II.
Rumusan Masalah.................................................................. 1
III.
Tujuan.................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
a.
Definisi Pendidikan......................................................... 2
b.
Definisi
Straifikasi Sosial................................................. 4
c.
Ciri-Ciri
Stratifikasi Sosisal............................................. 5
d.
Aspek Pembentuk
Stratifikasi Sosial............................... 6
e.
Proses Terjadinya
Stratifikasi Sosial................................ 7
f.
Pendidikan
Mendorong Terjadinya Perubahan Stratifikasi Masyarakat ..7
BAB
IV PENUTUP
a. Kesimpulan.................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang artinya senantiasa hidup bersama
dengan sesamanya, dengan kata lain tidak dapat hidup secara infividualisme dan
selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Setiap masyarakat memempunyai
sesuatu yang diharga, mungkin berupa uang, mungkin tanah, mungkin benda-benda
yang bernilai ekonomis, ilmu pengetahuan, pekerjaan, dan atau faktor lainnya.
Semakin tinggi penghargaan yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula
kedudukannya di dalam masyarakat tersebut. Ilmu pengetahuan bahwasanya tidak
terlepas dengan proses pendidikan. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat
sekarang adalah SMA sederajat. Hal ini terjadi karena belum adanya kesadaran
bagi merekan akan pentingnya suatu pendidikan. Pendidikan adalah salah satu
cara yang membuat hidup kita menjadi lebih baik dan tertata.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud pendidikan dan stratifikasi
sosial ?
2.
Sebutkan ciri-ciri stratifikasi sosial !
3.
Apa aspek pembentuk stratifikasi sosial ?
4.
Bagaimana jenis dan proses terjadinya
stratifikasi sosial ?
5.
Bagaimana pendidikan mendorong terjadinya
perubahan stratifikasi sosial di masyarakat ?
C.
TUJUAN
Mengetahui definisi dari pendidikan dan stratifikasi sosial, mengetahui
apa ciri dari stratifikasi sosial, mampu memahami apa saja aspek yang membentuk
stratifikasi sosial, dan faham tentang pendidikan yang dapat mendorong
terjadinya suatu perubahan stratifikasi sosial di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak
mulia dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan merupakan proses belajar dan mengajar pola-pola kelakuan manusia
menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat. Pendidikan sebagai sistem
terencana yang memanusiakan manusia agar dapat eksis dalam masyarakat.
Pendidikan dapat diperkokoh dengan startifikasi sosial dalam masyarakat.
Pendidikan berfungsi untuk menyiapkan peserta didik untuk beradaptasi dalam
konteks sosial, dan generasi ini akan membawa pada stratifikasi dan mobilitas
sosial di dalam masyarakat.1
Ary A. Gunawan telah
mengutip defmisi pendidikan yang dikemukakan oleh Lengeveld, bahwa pendidikan
adalah proses mendewasakan anak. Selanjutnya menurut Romo Dwijarkoro,
pendidikan adalah proses memanusiakan manusia muda. Menurut Ary, bahwa pada
defenisi pertama, pendidikan hanya bisa dilakukan oleh orang yang lebih dewasa
kepada anak-anak. Menutup kemungkinan seorang anak yang sudah pintar, bisa
mengajar orang dewasa yang masih bodoh (buta huruf). Pada definisi kedua, masih
dipengaruhi oleh Lengeveld sehubungan dengan adanya kata “muda” sebab
seolah-olah orang yang sudah dewasa tidak perlu untuk diajar. Menurut Ary,
pendidikan adalah merupakan proses memanusiakan manusia secara manusiawi yang
harus disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan zaman (Ary A.Gunawan, 2000 :
55).
Pengertian Stratifikasi
Sosial Stratifikasi social (Social Stratification) berasal dari kata bahasa
latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam
Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi
Sosial menurut para ahli :2
1 Nana Saodih
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), hal. 1.
2 Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan,
Bumi Aksara, Jakarta Anggota IKAPI, 1994, halaman 8
Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial
sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun
secara bertingkat (hierarki). Max Weber
mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki
menurut dimensi kekuasaan, previllege, dan prestise. Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial
sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang
berbeda. Drs. Robert. M.Z. Lawang
mendefinisikan sosial stratification adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
Fungsi pendidikan sebagai berikut apabila dikaitkan
dengan kehidupan sosial (masyarakat).
1. Pendidikan Salah Satu Sarana Penentu Lingkungan Sosial
Pendidikan adalah sarana yang terbesar dalam menentukan
lingkungan sosial. Jika seorang siswa bedumpa dengan siswa lain, maka tedadilah
interaksi sosial secara individu dengan individu. Seorang guru yang sedang
mengajar anak didiknya dalam kelas, akan muncul interaksi sosal secara individu
dan kelompok dan jika dilaksanakan pertandingan sepak bola antar kelas, maka
muncullah interaksi sosial secara kelompok dan kelompok.
2. Pendidikan sebagai Daya Pengubah Menyampaikan, meneruskan
atau mentransmisi kebudayaan adalah tugas pendidikan, seperti tradisi nenek
moyang yang diteruskan ke generasi muda. Pendidikan melalui sekolah mendidik
generasi muda agar bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat
akibat perkembangan ihnu pengetahuan dan teknologi. Dernikian pula, pendidikan
melalui sekolah bertugas sebagai “agent of change”, lembaga pengubah.
3. Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat
Yang dirnaksud di sini adalah aspek-aspek kehidupan dalam
masyarakat. Aspek-aspek kehidupan tersebut sangat erat kaitannya dengan
kebudayaan. Jadi masyarakat dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan. Kebudayaan
ada jika masyarakat itu ada dan demikian sebaliknya. Kebudayaan itu ada jika
ada pelatihan-pelatihan atau pendidikan dalam masyarakat. yang berbentuk
nonformal dan informal atau formal. Oleh karena itu semakin maju pendidikan
dalam masyarakat, semakin cepat perubahan-perubahan itu tedadi dan akan muncul
pelapisan sosial dalam masyarakat.3
3 Nasution, S.
Sosiologi Pendidikan. Cet. III; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004
B. DEFINISI STRATIFIKASI SOSIAL
Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai
golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara
golongan satu dengan golongan yang lainya. Adanya golongan yang berlapis-lapis
ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial. Oleh karena itu dalam ilmu
sosiologi dibahas mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau yang biasa disebut
dengan stratifikasi sosial.4
Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata
strata dan stratum yang berarti lapisan.Karena itu stratifikasi sosial (social
stratification) sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah
individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran
masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan (stratum).
Stratifikasi sosial adalah sistem pembedaan individu atau
kelompok dalam masyarakat, yang menempatkannya pada kelas-kelas sosial yang
berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang
berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan lainnya.5
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarkat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Pelapisan sosial
diatas, tentunya tidak berlaku umum, sebab setiap kota ataupun desa
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.6 Sistem
stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas
sedang, dan kelas sedang. Dasar dan inti sistem stratifikasi masyarakat adalah
adanya ketidakseimbangan pembagian hak dan kewajiban, serta tanggung jawab
masing-masing individu atau kelompok dalam suatu sistem sosial.7
Penggolongan dalam kelas-kelas tersebut berdasarkan dalam suatu sistem sosial
tertentu ke dalam suatu lapisan-lapisan yang lebih hierarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.8
4 Karsidi Ravik,
Sosiologi Pendidikan, (Semarang: UNS Press, 1998), hal. 175.
5 Indianto Muin, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 2004),
hal. 48.
Pitirin A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification
adalah pembedaan penduduk kedalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hierarkhis).
Perwujudanya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih
rendah. Menurut Sorokin, dasar dan inti dari lapisan-lapisan dalam masyarakat
adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan
kewajiban-kewajiban, dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengarahanya
diantara anggota masyarakat.9
C. CIRI-CIRI
STRATIFIKASI SOSIAL
Adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok
orang memiliki ciri-ciri yang berbeda
dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan sumber daya. Ketiga ciri
stratifikasi sosial adalah sebagai berikut.
1.
Perbedaan Kemampuan Anggota masyarakat dari kelas (strata) tinggi
memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosial di
bawahnya. Misalnya, orang kaya tentu mampu membeli mobil mewah, rumah bagus,
dan membiayai pendidikan anaknya sampai jenjang tertinggi. Sementara itu, orang
miskin,harus bejuang keras untuk biaya hidup sehari-hari.
2.
Perbedaan Gaya Hidup Gaya hidup meliputi banyak
hal, seperti mode pakaian, model rumah, selera makanan, kegiatan sehari-hari,
kendaraan, selera seni, cara berbicara, tata krama pergaulan, hobi (kegemaran),
dan lain-lain. Orang yang berasal dari kelas atas (pejabat tinggi pemerintahan
atau pengusaha besar) tentu memiliki gaya hidup yang berbeda dengan orang kelas
bawah. Orang kalangan a tas biasanyaberbusana mahal dan bermerek, berlibur ke
luar negeri, bepergian dengan mobil mewah atau naik pesawat, sedangkan orang
kalangan bawah cukup berbusana dengan bahan sederhana, bepergian dengan
kendaraan umum, dan berlibur di tempat-tempat wisata terdekat.
3.
Perbedaan Hak dan Perolehan Sumber Daya Hak
adalah sesuatu yang dapat diperoleh atau dinikmati sehubungan dengan kedudukan
seseorang, sedangkan sumber daya adalah segala sesuatu yang bermanfaat untuk
mendukung kehidupan seseorang.
9 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 220.
Semakin tinggi kelas sosial seseorang maka hak
yang diperolehnya semakin besar, termasuk kemampuan untuk memperoleh sumber
daya. Misalnya, hak yang dimiliki oleh seorang direktur sebuah perusahaan
dengan hak yang dimiliki para karyawan tentu berbeda. Penghasilannya pun
berbeda. Sementara itu, semakin besar penghasilan seseorang maka semakin besar
kemampuannya untuk memperoleh hal-hal lain.
D. ASPEK PEMBENTUK STRATIFIKASI SOSIAL
Perbedaan kedudukan akan menimbulkan stratifikasi sosial
atau pelapisan sosial. Perwujudan dari adanya stratifikasi sosial atau
pelapisan sosial adalah adanya perbedaan golongan tingkat kedudukan atau kelas.
Dasar yang digunakan
untuk menggolongkan suatu masyarakat menurut stratifikasi sosial atau pelapisan
sosial antara lain :
1.
Kekayaan (capital)
2. Kekuasaan (power)
3. Kehormatan (privilage)
4. Ilmu Pengetahuan (Science)
Perbedaan kedudukan akan menimbulkan stratifikasi sosial
atau pelapisan sosial. Perwujudan dari adanya stratifikasi sosial adalah adanya
perbedaan golongan tingkat kedudukan atau kelas.
Sanapiah Faisal
menyebutkan bahwa bentuk-bentuk startifikasi sosial terbentuk dari: Pertama,
kriteria politis. Dalam kriteria politis yang utama adalah golongan yang
menganut aliran politik yaitu anggota partai politik dan gerakan masa, yang
lain adalah golongan non partai. Dari golongan partai politik ini terdapat
starta sosial:
1. golongan pemegang kekuasaan politik tingkat pusat (pemimpin
pusat) berkedudukan di ibu kota negara.
2. golongan pemegang kekuasaan politik tingkat daerah (Tk.
1/ propinsi). Kedua, golongan pimpinan partai tingkat cabang. Dimensi
startifikasi sosial modern terbagi menjadi tiga golongan yaitu: golongan
tinggi, golongan menengah, dan golongan
rendah.10
10 Sanapiah
Faisal, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1985), hal. 25.
E. PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Sifat sistem lapisan
sosial di dalam masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social
stratification) , terbuka (open social stratification ), dan sistem lapisan
sosial campuran. Robin William J.R. menyebutkan pokok pedoman tentang proses
terjadinya stratifikasi sosial pada masyarakat, yaitu sebagai berikut.
A. Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem
pertentangan yang terjadi pada masyarakat sehingga menjadi objek penyelidikan.
B. Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam ruang
lingkup unsurunsur, yaitu sebagai berikut.
1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, misalnya
penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju angka kejahatan), wewenang.
2. Sistem pertentangan yang diciptakan masyarakat (prestise
dan penghargaan).
3. Kriteria sistem pertentangan yaitu apakah didapatkan
berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat, hak milik,
wewenang, atau kekuasaan.
4. Lambang-lambang kedudukan, misalnya tingkah laku, cara berpakaian,
bentuk rumah, keanggotaan dalam suatu organisasi formal.
5. Mudah sukarnya berubah kedudukan.
6. Solidaritas di antara individu atau kelompok sosial yang
menduduki status sosial yang sama dalam sistem sosial, seperti:
a. pola-pola interaksi (struktur clique dan anggota
keluarga)
b. kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap, dan
nilai
c. kesadaran akan status masing-masing
d. aktivitas dalam organisasi secara kolektif.
F. PENDIDIKAN MENDORONG TERJADINYA PERUBAHAN STRATIFIKASI
MASYARAKAT
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi
sekurang-kurangnya dalam dua hal, yakni pertama, pendidikan yang tinggi
memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan
mempengaruhi jenjang kelas sosial. Pendidikan bukan hanya memberikan keterampilan
kerja tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, cara
berbicara (perubahan cara hidup seseorang).11
11 Dr. S. Nasution, MA. 2010,
Sosiologi pendidikan, Hal: 10.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu ingin hidup dan
eksis dalam masyarakat. Salah satu institusi sosial yang dapat membantu
eksistensi manusia dalam masyarakat adalah institusi pendidikan. Sebagai sistem
sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan
masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini lembaga
pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama , melaksanakan peranan
fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua , mengenali
individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan
disposisi kebutuhan.12 Kedua karakter umum lembaga pendidikan
tersebut menunjukkan bahwa intitusi pendidikan juga sebagai institusi sosial.
Dalam pendidikan, dikenal tripusat lingkungan pendidikan,
yaitu lingkungan pendidikan keluarga (informal), lingkungan sekolah (formal),
dan lingkungan masyarakat (nonformal). Ketiga klasifikasi tersebut dalam
pergaulannya di masyarakat memiliki peran yang berbeda-beda, lembaga pendidikan
pertama, yaitu informal atau keluarga, ranah garapannya adalah lebih banyak
diarahkan dalam pembentukan karakter atau keyakinan dan norma. Lembaga pendidikan formal atau sekolah, peran
besarnya lebih banyak di arahkan pada pengembangan penalaran peserta didik, dan
lembaga pendidikan ketiga, yaitu masyarakat, perannya lebih banyak pada
pembentukan karakter sosial.13
Kemajuan suatu bangsa atau masyarakat dapat dilihat dari
sistem pendidikan yang dilaksanakan. Perkembangan zaman akan membutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas yang tidak lain dipenuhi melalui bidang
pendidikan. Berkembangnya pendidikan akan mendorong terjadi perubahan sosial.
Pendidikan membuat seorang individu mengetahui banyak hal dan mengetahui
perkembanganperkembangan yang terjadi pada kehidupan masyarakat lain, melalui
pola pikir yang maju dan terpelajar. Pendidikan dapat menyejajarkan masyarakat
yang sedang berkembang dengan masyarakat yang maju.
12 Oemar hamalik.perencanaan
pegajaran berdasarkan pendekatan sistem.Bumi aksara.2005 jakarta.cet 5 hal: 23
13 Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati.ilmu pendidikan.Rumka cipta. 2002
jakarta.cet.2 hal 183-184.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia dan ketrampilan.
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam
upaya membawa peserta didik dalam menguasai tujuan-tujuan pendidikan, karena
pendidikan berfungsi untuk menyiapkan peserta didik untuk beradaptasi dalam
konteks sosial. Stratifikasi sosial atau penggolongan kelas sosial masyarakat
sebuah kepastian yang dengannya timbul motivasi untuk saling mengembangkan
potensi sumber daya manusia. Perkembangan peradaban yang semakin modern dan
berkembang mendorong sistem stratifikasi sosial yang terbuka, dimana setiap
individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengambil peran dan mendapatkan
penghargaan di lingkungan masyarakatnya
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara, Anggota IKAPI
Ahmadi, Abu & Uhbiyati, Nur. 2002. ilmu pendidikan.
Jakarta : Rumka cipta.cet.2
Faisal, Sanapiah. 1985. Sosiologi
Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Hamalik, Oemar.
2005. Perencanaan pegajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta: Bumi
aksara.
Karsidi Ravik, Aksara.. 1998. Sosiologi
Pendidikan. Semarang: UNS Press.
M.Z. Lawang, Robert. 1998. Teori Sosiologi Mikro dan
Makro Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta.
Muin, Indianto. 2004. Sosiologi. Jakarta:
Erlangga,.
Nasution, S. 2004. Sosiologi Pendidikan. Cet. III; Jakarta: PT. Bumi
Sukmadinata,
Nana Saodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment