MAKALAH
LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir &
Hadits Tarbawi
Dosen
Pengampu : M. Luthfi Afif al-Azhari, M.Pd.I
Kelompok : 04
Nama :
1. Nurmalia
Khotimah
2. Windi
Listyani Pratiwi
Prodi : BKI /
PGMI
Fakultas :
Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM
NGAWI
TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ashhadualla
illahaillallah, waashhaduanna muhammadur rasulullah, Allahuma sholi‘ala sayyidina Muhammad,
wa‘alaa ali sayyidina Muhammad,
lahaula walaquata illa billah.
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas penyusunan makalah ini yang dilengkapi dengan berbagai penjelasan tentang
Lingkungan pendidikan keluarga.
Dalam
kesempatan ini, makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir & Hadits Tarbawi sebagai
syarat mengikuti UAS, yang berisi ringkasan materi dan beberapa penjelasan
tentang Lingkungan pendidikan keluarga.
Kami telah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi Bapak Dosen mata kuliah Tafsir & Hadits Tarbawi, Pak Lutfi, namun kami yakin bahwa banyak
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sangat senang apabila
dari Pak Lutfi
bersedia memberikan kritik dan saran secara tertulis maupun lisan untuk
penyempurnaan makalah berikutnya.
Demikian,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kami semua, khususnya
mahasiswa Prodi PGMI dan BKI
semester 2.
Kami sampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
|
Ngawi, 1 Maret 2018
Penyusun
Nurma dan Windi
|
DAFTAR
ISI
JUDUL................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUA
a.
Latar Belakang........................................................................... 1
b.
Rumusan Masalah...................................................................... 1
c.
Tujuan......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
1.
Hakekat dan Pengertian
Pendidikan Keluarga.......................... 2
2.
Dasar dan Tujuan
Pendidikan Keluarga..................................... 3
3.
Metode Pendidikan
Keluarga.................................................... 5
4.
Aspek-Aspek
Pendidikan Keluarga........................................... 7
5.
Fungsi Agama Dalam
Pendidikan Keluarga.............................. 9
BAB
IV PENUTUP
a.
Kesimpulan................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan
keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap Individu. Pendidikan
ini sudah dimulai sejak manusia dalam kandungan, bahkan sejak pemilihan jodoh.
Pendidikan keluarga adalah kunci bagi keberhasilan anak, untuk mengarungi
lautan hidup dan kehidupan. Di dalam keluarga anak belajar pada guru yang
sebenarnya, yaitu kedua orang tuanya, terutama ibunya. Dari situlah proses
pendidikan dimulai, dan dari situ pula pendidikan akan berakhir. Walaupun
pendidikan keluarga dilakukan tanpa adanya materi, metode, dan kurikulum yang baku, namun
pendidikan ini memegang peran yang sangat krusial dalam keseluruhan proses
pendidikan anak manusia yang sejati. Ia sangat menentukan dalam pembentukan
karakter, kepribadian dan akhlak seorang anak. Dari sini dapat dimengerti
betapa penting pendidikan keluarga bagi anak.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa Hakekat dan Pengertian Pendidikan Keluarga
?
2. Bagaimana Dasar dan Tujuan Pendidikan Keluarga
?
3. Metode apa yang ada dalam Pendidikan Keluarga
?
4. Sebutkan Aspek-aspek Pendidikan Keluarga !
5. Bagaimana Fungsi Agama dalam Pendidikan
Keluarga ?
C.
TUJUAN
Mengetahui penjelasan mengenai apa yang tercantum dalam
rumusan masalah diatas.
BAB II
PEMBAHASAN
1. HAKEKAT DAN PENGERTIAN PENDIDIKAN KELUARGA
A. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan dalam bahasa arab dikenal
dengan sebutan atTarbiyah, at- dan at- .3 Dalam alkata at-Tarbiyah, tetapi ada
istilah yang senada dengan itu yaitu: ar-Rabb, rabbayani, murabbi, rabbaani.
Ar-Raghib al-Ashfahani dalam mufradatnya mengatakan bahwa asal ar-Rabb adalah
at-Tarbiyah, yaitu menyampaikan sedikit
demi sedikit hingga sempurna. Kemudian kata itu dijadikan sifat Allah sebagai
mubalaghah (penekanan).4 Hal senada juga
dikatakan oleh Ibnu Katsir bahwa rabbaani berasal dari kata rabb mendapat
tambahan alif dan nun karena mubalaghah, Rabbaani juga sebagai sebutan untuk
orang yang mempunyai ilmu dan agamanya
secara mendalam.5 Ahmad Tafsir mengatakan bahwa pendidikan merupakan arti dari
kata Tarbiyah. Kata tersebut berasal dari tiga kata yaitu; raba-yarbu,
rabbiya-yarbaa serta rabba-yarubbu.
B. Pengertian Keluarga
Istilah keluarga dalam bahasa arab dikenal
dengan sebutan al- ilah jamak dari
awaail, al-usroh jamak dari usarun, dan Ahlun jamak dari Ahluuna.6 Dalam al-
Ahlun ( ) yang berarti
an surat: (3:121, 4:35,92, 5:89, 11:40,45,46,
12:26,62,65,88,93, 15:65, 19:16, 20:10,29,40,132, 21:84, 23:27, 26:169,170,
27:7,49,57, 28:29, 36:50, 37:134, 38:43, 39:15, 42:45, 48:11,12, 51:26, 52:26,
dan surat 66:6).
Ahlun (
) mempunyai pengertian orang-orang yang
mendapatkan hak sesuai dengan hakmereka adalah orang yang memilikinya. Keluarga
merupakan kelompok sosial pertama di mana individu berada dan akan mempelajari
banyak hal penting dan mendasar melalui pola asuh dan binaan orang tua atau
anggota keluarga lainnya. Keluarga mempunyai tugas yang fundamental dalam
mempersiapkan anak bagi kehidupannya di masa depan. Dasar-dasar prilaku, sikap
hidup, dan berbagai kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam lingkungan
keluarga.
C. Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari
sistem pendidikan secara keseluruhan. Sebagaimana dikatakan oleh Ki Hajar
Dewantoro, bahwa keluarga merupakan salah satu dari tri pusat pendidikan, yang
meliputi: keluarga, sekolah, dan organisasi pemuda. Pendidikan keluarga adalah
usaha sadar yang dilakukan orang tua, karena mereka pada umumnya merasa
terpanggil (secara naluriah) untuk membimbing, mengarahkan, membekali dan
mengembangkan pengetahuan nilai dan
keterampilan bagi putra putri mereka sehingga mampu menghadapi tantangan hidup
di masa yang akan datang.
2. DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN KELUARGA
A. Dasar Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan wahana yang mampu
menyediakan kebutuhan biologis anak, dan sekaligus memberikan pendidikannya
sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam masyarakat sambil
menerima dan mengolah serta mewariskan kebudayaannya. Keluarga merupakan
pendidikan pertama dan bersifat alamiah yang dipersiapkan untuk menjalani
tingkatan-tingkatan perkembangan untuk memasuki dunia orang dewasa. Karenanya
keluarga harus diselamatkan dan terjaga kesakinahannya guna menjaga
keberlangsungan pendidikan anak-anak, dan masa depan semua anggota keluarga.
Sebagaimana firman Allah dalam surah at-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.
Pada ayat di atas terdapat kata qu
anfusakum yang berarti buatlah sesuatu
yang dapat menjadi penghalang datangnya siksaan api neraka dengan cara
menjauhkan perbuatan maksiat. Memperkuat diri agar tidak mengikuti hawa nafsu,
dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah. Selanjutnya kata wa ahlikum,
maksudnya adalah keluargamu yang terdiri dari istri, anak, saudara, kerabat,
pembantu dan budak, diperintahkan kepada mereka agar menjaganya, dengan cara
memberikan bimbingan, nasehat, dan pendidikan kepada mereka. Perintahkan mereka
untuk melaksanakannya dan membantu mereka dalam merealisasikannya. Bila kita
melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka cegah dan larang mereka. Ini
merupakan kewajiban setiap muslim, yaitu mengajarkan kepada orang yang berada
di bawah tanggung jawabnya segala sesuatu yang telah diwajibkan dan dilarang
oleh Allah.
B. Tujuan Pendidikan Keluarga
Keluarga ideal sangat kuat pengaruhnya dalam
memproses lahirnya anak yang pandai. Dengan demikian diperlukan orang tua yang
secara sadar memberikan perhatian dan dorongan terhadap bakat-bakat yang
dimiliki anaknya. Orang tua yang waspada dan penuh perhatian, bukanlah orang
tua yang melakukan pemaksaan agar sang anak memilih bidang tertentu. Apabila
keluarga sudah merencanakan untuk mempersiapkan anaknya, barangkali keluarga
tidak akan berhasil, disebabkan keluarga telah menggunakan pendekatan
pemaksaan. Secara empirik keluarga bukanlah orang tua yang bertipe otoriter
atau berpola induk, tapi orang tua yang
demokratik. Dengan demikian orang tua dituntut untuk menjadi pendidik yang
memberikan pengetahuan pada anaknya, sikap dan keterampilan yang memadai,
memimpin keluarga dan mengatur kehidupannya, memberikan contoh sebagai keluarga
yang ideal, dan bertanggung jawab dalam
kehidupan keluarga, baik jasmani maupun rohani.
Di antara tujuan pendidikan orang tua kepada anaknya adalah:
1. Memberikan dasar pendidikan budi pekerti
yaitu, norma pandangan hidup walaupun masih dalam bentuk yang sederhana.
2. Memberikan dasar pendidikan sosial yaitu,
melatih anak didik dalam tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan
sekitarnya.
3. Memberikan dasar pendidikan intelek yaitu,
anak diajarkan kaidah pokok dalam percakapan, dan bertutur bahasa yang baik.
4. Memberikan dasar pembentukan kebiasaan yaitu,
pembinaan kepribadian yang baik dan wajar dengan membiasakan kepada anak untuk
hidup teratur, bersih, tertib, disiplin, rajin, yang dilakukan secara bertahap
tanpa ada unsur paksaan.
5. Memberikan dasar pendidikan kewarganegaraan
yaitu, memberikan norma nasionalisme dan patriotisme, cinta tanah air dan
berprikemanusiaan yang tinggi.
3. METODE PENDIDIKAN KELUARGA
Metode yang
digunakan dalam pendidikan dalam keluarga diantaranya adalah dengan menerapkan
kedisiplinan. Disiplin adalah Kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan
akan keputusan pemerintah atau peraturan
yang berlaku. Dengan kata lain disiplin merupakan sikap untuk mentaati
peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Disiplin dalam Islam sangat
dianjurkan, misalnya dalam menjalankan sholat harus tepat waktu. Disiplin harus
disertai adanya rasa kasih sayang yang tulus dan tidak menaruh rasa benci serta
memaksakan.
A. Fungsi dan Kedudukan Disiplin dalam Pendidikan Islam Pada prinsipnya
disiplin merupakan suatu tindakan yang sifatnya agak memaksa yang secara
sengaja diberikan kepada anak didik supaya mengarah pada perbaikan. Dalam Islam
menerapkan kedisiplinan adalah sebagai alat untuk mendidik yang bertujuan agar
anak didik mau membiasakan diri untuk mengikuti pola dan tata cara yang benar.
Dan mendidik anak agar berhenti dari aktivitas yang dapat merugikan diri
sendiri.
B. Macam dan Bentuk Kedisiplinan dalam Pendidikan
Keluarga 1) Disiplin dalam bentuk isyarat. Yakni disiplin yang diberikan dalam
bentuk ekspresi anggota badan 2)
Disiplin dalam bentuk perkataan. Yakni berupa teguran, peringatan, ancaman,
nasehat dan perkataan agak keras. 3) Disiplin dalam bentuk perbuatan. Yakni
disiplin dengan memberikan tugas-tugas terhadap anak yang melanggar tata tertib
atau aturan.
C. Penerapan Kedisiplinan dalam Keluarga Menurut
Islam, anak yang melakukan kesalahan hendaklah didisiplinkan dengan penuh kasih
sayang, bukan memaksakan anak tersebut. Pemberian kedisiplinan hanyalah salah satu cara di antara berbagai
cara yang dapat digunakan dalam mewujudkan apa yang menjadi harapan pendidikan.
Pendidikan yang dilakukan ayah dan ibu serta bahasa yang digunakan sehari-hari
di rumah sangat mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Imam Barnadib sebagaimana
dikutip oleh Chabib Toha menyatakan bahwa kelompok anak-anak yang IQ-nya
kurang, di situlah perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya14 (Toha, 1996: 113
4. ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN KELUARGA
Dalam keluarga
orang tua harus merealisasikan peranan atau tanggung jawabnya dalam mendidik
anak. Realisasi peranan dan tanggung jawab tersebut dalam bentuk garis-garis
besar pendidikan yang diberikan kepada anak. Ada beberapa aspek penting yang
harus diperhatikan orang tua dalam kaitannya terhadap pendidikan anak:
A. Pendidikan Ibadah Aspek pendidikan ibadah ini
khususnya pendidikan shalat sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (Qs. Luqman: 17).
Nasehat Luqman di atas menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan amal shaleh yang puncaknya adalah shalat, serta amal kebajikan
yang tercermin dalam amar makruf dan nahi munkar, juga nasehat berupa perisai
yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah. Wahbah Zuhayli
menjelaskan bahwa penegakkan nilai-nilai shalat dalam kehidupan merupakan
manifestasi dari ketaatan kepada Allah. Shalat merupakan komunikasi seorang
hamba terhadap Khaliknya, semakin kuat komunikasi tersebut, semakin kukuh
keimanannya.
B. Pokok-pokok
Agama Islam dan Membaca al- Pendidikan dan pengajaran al- an serta pokok-pokok
ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Nabi Saw:
Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang
yang belajar al-Baihaqi)
Pendidikan nilai dalam Islam sebagaimana juga
disebutkan dalam firman Allah:
(Luqman berkata): "Hai anakku,
Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam
batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(Qs Luqman:
16)
Ayat di atas melanjutkan wasiat Luqman kepada
anaknya. Kali ini yang diuraikan adalah kedalaman ilmu Allah Swt. Luqman mengajarkan keimanan atau sifat-sifat
Allah kepada anaknya dengan gaya bahasa aktivitas yang setara dengan biji sawi
atau biji yang paling kecil sekalipun,
berlokasi di bukit batu, di langit maupun di bumi atau di mana pun, maka
Allah Maha Mengetahui.
Oleh karena itu sebagai orang tua, dalam
membimbing dan mengasuh anak harus berdasarkan nilai-nilai ketauhidan yang
diperintahkan Allah untuk dipegangnya. Karena tauhid itu merupakan aqidah yang
universal, yakni aqidah yang mengarahkan seluruh aspek kehidupan. Seluruh aspek
dalam kehidupan manusia hanya dipandu oleh satu kekuatan yaitu tauhid.
C. Pendidikan
Akhlakul Karimah Akhlakul karimah merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam pendidikan keluarga. Yang paling utama ditekankan dalam
pendidikan Islam adalah pendidikan akhlak, dengan jalan melatih anak
membiasakan hal-hal yang baik, menghormati pada kedua orang tua, bertingkah
laku yang sopan, baik dalam tingkah laku keseharian maupun dalam bertutur kata.
Pendidikan akhlak tidak hanya dikemukakan secara teoritik, melainkan disertai
contoh-contoh konkrit untuk dihayati maknanya,
Karena itu sejak awal orang tua perlu mengarahkan anak untuk belajar
bersosialisasi dengan teman sebaya yang baik. Karena dengan bersosialisasi anak
akan mempelajari banyak akhlak tentang hubungan dengan orang lain seperti
menyayangi, tidak boleh menyakiti, memaafkan dan bermurah hati kepada
sesamanya. Orang tua mempunyai kewajiban dalam menanamkan akhlakul karimah pada
anak-anaknya, karena akhlak merupakan alat yang dapat membahagiakan seseorang
di dalam kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
D. Pendidikan Aqidah Islamiyah Pendidikan Islam, dalam
keluarga harus memperhatikan pendidikan aqidah Islamiyah, di mana aqidah ini
merupakan inti dari dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak
sejak dini. Hal ini tersirat dalam firman Allah:
Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar". (Qs Luqman: 13)
Sebagaimana yang termaktub pada penjelasan di
atas, dapat diambil pelajaran bahwa pendidikan aqidah Islam tidak harus
dijadikan secara demokratis dalam menaanamkan keimanan kepada anak-anak. Pola
umum pendidikan keluarga menurut Islam dikembalikan
pada pola yang dilaksanakan Luqman pada anaknya. Setiap muslim dan seluruh kaum
muslim wajib menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam
hukum syar’i.
5. FUNGSI AGAMA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA
A. Berfungsi Sebagai Pemupuk Solidaritas
Secara
psikologis semua penganut agama akan merasa satu persamaan dalam satu kesatuan
yaitu iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan membina rasa solidaritas
dalam kelompok maupun perorangan hingga akan timbul pembinaan rasa persaudaraan
yang kokoh. Agama dalam keluarga berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
antar anggota keluarga, sehingga apabila ada salah satu anggota keluarganya
berbuat tidak sesuai dengan norma, maka anggota yang satunya boleh mengingatkan
anggota keluarga lainnya, sehingga rasa persaudaraan tersebut dilandasi dengan
prilaku yang ihsan.
B.
Berfungsi Edukatif
Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh
dan melarang. Kedua unsur ini mempunyai latar belakang mengarahkan dan
membimbing agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik
menurut ajaran agama Islam. Karena itu sebagai orang tua harus mampu
mengarahkan mana suruhan, larangan, yang diperbolehkan, dan yang tidak
diperbolehkan dalam ajaran agama Islam. Seorang pendidik hendaknya mengarahkan
pribadi anak-anaknya menjadi pribadi yang insan kamil dan tebiasa berprilaku
baik dalam kehidupan sehari-hari.
C. Berfungsi Penyelamat
Keselamatan yang diberikan oleh agama pada
penganutnya adalah keselamatan yang meliputi masalah dunia dan akhirat. Fungsi
agama sebagai penyelamat yang kaitannya dengan prilaku ihsan berarti orang
harus mendidik anaknya yang berdasarkan norma-norma agama dengan tujuan anak
didiknya kelak mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
D.
Berfungsi Sebagai Control Sosial
Semua penganut agama Islam menganggap bahwa Islam sebagai
norma dan aturan-aturan yang sesuai dengan Islam, sehingga agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial
secara individu maupun kelompok.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendidikan keluarga adalah usaha sadar yang
dilakukan orang tua, karena mereka pada umumnya merasa terpanggil (secara
naluriah) untuk membimbing, mengarahkan, membekali dan mengembangkan
pengetahuan nilai dan keterampilan bagi putra putri mereka sehingga mampu
menghadapi tantangan hidup di masa yang akan datang. Dasar Pendidikan Keluarga
sebagaimana dalam QS. At-Tahrim ayat 6 yang mempunyai pengertian bahwa
pentingnya membina keluarga agar terhindar dari siksaan api neraka, tidak hanya
semata-mata diartikan api neraka yang ada di akhirat nanti, melainkan termasuk
pula berbagai masalah dan bencana yang menyedihkan, merugikan dan merusak citra
pribadi seseorang. Tujuan pendidikan orang tua kepada anaknya adalah:
Memberikan dasar pendidikan budi pekerti, pendidikan sosial, tata cara bergaul
yang baik terhadap lingkungan sekitarnya, dasar pendidikan, pembentukan
kebiasaan, dan dasar pendidikan kewarga-negaraan.
Metode yang digunakan dalam pendidikan
keluarga adalah dengan menerapkan kedisiplinan. Disiplin adalah Kepatuhan untuk
menghormati dan melaksanakan akan
keputusan pemerintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain
disiplin merupakan sikap untuk mentaati peraturan dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Disiplin dalam Islam sangat dianjurkan, misalnya dalam menjalankan
sholat. Disiplin harus disertai adanya rasa kasih sayang yang tulus dan tidak
menaruh rasa benci serta memaksakan.
Beberapa aspek dalam pendidikan tersebut
adalah: Pendidikan ibadah, khususnya pendidikan shalat. Sebagaimana firman
Allah SWT yang terdapat dalam QS. Luqman: 17, Pokok-pokok agama Islam dan membaca
al- , Pendidikan akhlaqul karimah, dan Pendidikan Aqidah Islamiyah.
Adapun Fungsi agama dalam pendidikan keluarga
adalah: Pemupuk solidaritas, edukatif, penyelamat, kontrol sosial, kreatif dan
pendamai.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, E.Q., Nurwadjah, 2007, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Bandung:
MARJA, Cet. 1.
Junaedi, Mahfud, 2009, KIAI BISRI MUSTHAFA Pendidikan Keluarga
Berbasis Pesantren, Semarang: Walisongo Press, Cet.1.
Muhammad, Sayyid, 2005, Fiqih Keluarga Seni Berkeluarga Islami,
Yogyakarta: Bina Media, Cet. 1.
Nata, Abuddin, 2002, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, Cet. 1.
Thoha, Chabib, 1996, Kapita Selakta Pendidikan Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tjiptoyuwono, Soemadi, 1995, Mengungkap keberhasilan Pendidikan dalam
Keluarga, Surabaya: PT. Bina Ilmu.
No comments:
Post a Comment