July 25, 2018

MAKALAH LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA



MAKALAH 
LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir & Hadits  Tarbawi



Dosen Pengampu : M. Luthfi Afif al-Azhari, M.Pd.I

Kelompok : 04
Nama :
1.      Nurmalia Khotimah
2.      Windi Listyani Pratiwi

Prodi : BKI / PGMI
Fakultas : Tarbiyah

INSTITUT AGAMA ISLAM NGAWI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Ashhadualla illahaillallah, waashhaduanna muhammadur rasulullah, Allahuma sholi‘ala sayyidina Muhammad, wa‘alaa ali sayyidina Muhammad, lahaula walaquata illa billah.
            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini yang dilengkapi dengan berbagai penjelasan tentang Lingkungan pendidikan keluarga.
            Dalam kesempatan ini, makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir & Hadits  Tarbawi sebagai syarat mengikuti UAS, yang berisi ringkasan materi dan beberapa penjelasan tentang Lingkungan pendidikan keluarga.
            Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi Bapak Dosen mata kuliah Tafsir & Hadits  Tarbawi, Pak Lutfi, namun kami yakin bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sangat senang apabila dari Pak Lutfi bersedia memberikan kritik dan saran secara tertulis maupun lisan untuk penyempurnaan makalah berikutnya.
            Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kami semua, khususnya mahasiswa Prodi PGMI dan BKI semester 2. Kami sampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Ngawi, 1 Maret 2018
Penyusun

Nurma dan Windi

DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................         i
KATA PENGANTAR...........................................................................         ii
DAFTAR ISI.........................................................................................         iii
BAB I PENDAHULUA
a.       Latar Belakang...........................................................................         1
b.      Rumusan Masalah......................................................................         1
c.       Tujuan.........................................................................................         1
BAB II PEMBAHASAN
1.      Hakekat dan Pengertian Pendidikan Keluarga..........................         2
2.      Dasar dan Tujuan Pendidikan Keluarga.....................................         3
3.      Metode Pendidikan Keluarga....................................................         5
4.      Aspek-Aspek Pendidikan Keluarga...........................................         7
5.      Fungsi Agama Dalam Pendidikan Keluarga..............................         9
BAB IV PENUTUP
a.       Kesimpulan.................................................................................         11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................         13

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap Individu. Pendidikan ini sudah dimulai sejak manusia dalam kandungan, bahkan sejak pemilihan jodoh. Pendidikan keluarga adalah kunci bagi keberhasilan anak, untuk mengarungi lautan hidup dan kehidupan. Di dalam keluarga anak belajar pada guru yang sebenarnya, yaitu kedua orang tuanya, terutama ibunya. Dari situlah proses pendidikan dimulai, dan dari situ pula pendidikan akan berakhir. Walaupun pendidikan keluarga dilakukan tanpa adanya materi, metode, dan kurikulum yang baku, namun pendidikan ini memegang peran yang sangat krusial dalam keseluruhan proses pendidikan anak manusia yang sejati. Ia sangat menentukan dalam pembentukan karakter, kepribadian dan akhlak seorang anak. Dari sini dapat dimengerti betapa penting pendidikan keluarga bagi anak.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Hakekat dan Pengertian Pendidikan Keluarga ?
2.      Bagaimana Dasar dan Tujuan Pendidikan Keluarga ?
3.      Metode apa yang ada dalam Pendidikan Keluarga ?
4.      Sebutkan Aspek-aspek Pendidikan Keluarga !
5.      Bagaimana Fungsi Agama dalam Pendidikan Keluarga ?

C.    TUJUAN
Mengetahui penjelasan mengenai apa yang tercantum dalam rumusan masalah diatas.


BAB II
PEMBAHASAN
1.      HAKEKAT DAN PENGERTIAN PENDIDIKAN KELUARGA
A.    Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan dalam bahasa arab dikenal dengan sebutan atTarbiyah, at- dan at- .3 Dalam alkata at-Tarbiyah, tetapi ada istilah yang senada dengan itu yaitu: ar-Rabb, rabbayani, murabbi, rabbaani. Ar-Raghib al-Ashfahani dalam mufradatnya mengatakan bahwa asal ar-Rabb adalah at-Tarbiyah, yaitu menyampaikan  sedikit demi sedikit hingga sempurna. Kemudian kata itu dijadikan sifat Allah sebagai mubalaghah (penekanan).4  Hal senada juga dikatakan oleh Ibnu Katsir bahwa rabbaani berasal dari kata rabb mendapat tambahan alif dan nun karena mubalaghah, Rabbaani juga sebagai sebutan untuk orang  yang mempunyai ilmu dan agamanya secara mendalam.5 Ahmad Tafsir mengatakan bahwa pendidikan merupakan arti dari kata Tarbiyah. Kata tersebut berasal dari tiga kata yaitu; raba-yarbu, rabbiya-yarbaa serta rabba-yarubbu.

B.     Pengertian Keluarga
Istilah keluarga dalam bahasa arab dikenal dengan  sebutan al- ilah jamak dari awaail, al-usroh jamak dari usarun, dan Ahlun jamak dari Ahluuna.6 Dalam al- Ahlun ( ) yang berarti
an surat: (3:121, 4:35,92, 5:89, 11:40,45,46, 12:26,62,65,88,93, 15:65, 19:16, 20:10,29,40,132, 21:84, 23:27, 26:169,170, 27:7,49,57, 28:29, 36:50, 37:134, 38:43, 39:15, 42:45, 48:11,12, 51:26, 52:26, dan surat 66:6). 
Ahlun  ( )  mempunyai pengertian orang-orang yang mendapatkan hak sesuai dengan hakmereka adalah orang yang memilikinya. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama di mana individu berada dan akan mempelajari banyak hal penting dan mendasar melalui pola asuh dan binaan orang tua atau anggota keluarga lainnya. Keluarga mempunyai tugas yang fundamental dalam mempersiapkan anak bagi kehidupannya di masa depan. Dasar-dasar prilaku, sikap hidup, dan berbagai kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam lingkungan keluarga.

C.     Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Sebagaimana dikatakan oleh Ki Hajar Dewantoro, bahwa keluarga merupakan salah satu dari tri pusat pendidikan, yang meliputi: keluarga, sekolah, dan organisasi pemuda. Pendidikan keluarga adalah usaha sadar yang dilakukan orang tua, karena mereka pada umumnya merasa terpanggil (secara naluriah) untuk membimbing, mengarahkan, membekali dan mengembangkan  pengetahuan nilai dan keterampilan bagi putra putri mereka sehingga mampu menghadapi tantangan hidup di masa yang akan datang.

2.      DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN KELUARGA
A.    Dasar Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan wahana yang mampu menyediakan kebutuhan biologis anak, dan sekaligus memberikan pendidikannya sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam masyarakat sambil menerima dan mengolah serta mewariskan kebudayaannya. Keluarga merupakan pendidikan pertama dan bersifat alamiah yang dipersiapkan untuk menjalani tingkatan-tingkatan perkembangan untuk memasuki dunia orang dewasa. Karenanya keluarga harus diselamatkan dan terjaga kesakinahannya guna menjaga keberlangsungan pendidikan anak-anak, dan masa depan semua anggota keluarga. Sebagaimana firman Allah dalam surah at-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Pada ayat di atas terdapat kata qu anfusakum  yang berarti buatlah sesuatu yang dapat menjadi penghalang datangnya siksaan api neraka dengan cara menjauhkan perbuatan maksiat. Memperkuat diri agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat menjalankan perintah Allah. Selanjutnya kata wa ahlikum, maksudnya adalah keluargamu yang terdiri dari istri, anak, saudara, kerabat, pembantu dan budak, diperintahkan kepada mereka agar menjaganya, dengan cara memberikan bimbingan, nasehat, dan pendidikan kepada mereka. Perintahkan mereka untuk melaksanakannya dan membantu mereka dalam merealisasikannya. Bila kita melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka cegah dan larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim, yaitu mengajarkan kepada orang yang berada di bawah tanggung jawabnya segala sesuatu yang telah diwajibkan dan dilarang oleh Allah.

B.     Tujuan Pendidikan Keluarga
Keluarga ideal sangat kuat pengaruhnya dalam memproses lahirnya anak yang pandai. Dengan demikian diperlukan orang tua yang secara sadar memberikan perhatian dan dorongan terhadap bakat-bakat yang dimiliki anaknya. Orang tua yang waspada dan penuh perhatian, bukanlah orang tua yang melakukan pemaksaan agar sang anak memilih bidang tertentu. Apabila keluarga sudah merencanakan untuk mempersiapkan anaknya, barangkali keluarga tidak akan berhasil, disebabkan keluarga telah menggunakan pendekatan pemaksaan. Secara empirik keluarga bukanlah orang tua yang bertipe otoriter atau berpola induk, tapi  orang tua yang demokratik. Dengan demikian orang tua dituntut untuk menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan pada anaknya, sikap dan keterampilan yang memadai, memimpin keluarga dan mengatur kehidupannya, memberikan contoh sebagai keluarga yang ideal, dan bertanggung  jawab dalam kehidupan keluarga, baik jasmani maupun rohani.  Di antara tujuan pendidikan orang tua kepada anaknya adalah:
1.      Memberikan dasar pendidikan budi pekerti yaitu, norma pandangan hidup walaupun masih dalam bentuk yang sederhana.
2.      Memberikan dasar pendidikan sosial yaitu, melatih anak didik dalam tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
3.      Memberikan dasar pendidikan intelek yaitu, anak diajarkan kaidah pokok dalam percakapan, dan bertutur bahasa yang baik.
4.      Memberikan dasar pembentukan kebiasaan yaitu, pembinaan kepribadian yang baik dan wajar dengan membiasakan kepada anak untuk hidup teratur, bersih, tertib, disiplin, rajin, yang dilakukan secara bertahap tanpa ada unsur  paksaan.
5.      Memberikan dasar pendidikan kewarganegaraan yaitu, memberikan norma nasionalisme dan patriotisme, cinta tanah air dan berprikemanusiaan yang  tinggi.

3.      METODE PENDIDIKAN KELUARGA
Metode yang digunakan dalam pendidikan dalam keluarga diantaranya adalah dengan menerapkan kedisiplinan. Disiplin adalah Kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan akan  keputusan pemerintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain disiplin merupakan sikap untuk mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Disiplin dalam Islam sangat dianjurkan, misalnya dalam menjalankan sholat harus tepat waktu. Disiplin harus disertai adanya rasa kasih sayang yang tulus dan tidak menaruh rasa benci serta memaksakan.
A.    Fungsi dan Kedudukan  Disiplin dalam Pendidikan Islam Pada prinsipnya disiplin merupakan suatu tindakan yang sifatnya agak memaksa yang secara sengaja diberikan kepada anak didik supaya mengarah pada perbaikan. Dalam Islam menerapkan kedisiplinan adalah sebagai alat untuk mendidik yang bertujuan agar anak didik mau membiasakan diri untuk mengikuti pola dan tata cara yang benar. Dan mendidik anak agar berhenti dari aktivitas yang dapat merugikan diri sendiri.
B.     Macam dan Bentuk Kedisiplinan dalam Pendidikan Keluarga 1) Disiplin dalam bentuk isyarat. Yakni disiplin yang diberikan dalam bentuk     ekspresi anggota badan 2) Disiplin dalam bentuk perkataan. Yakni berupa teguran, peringatan, ancaman, nasehat dan perkataan agak keras. 3) Disiplin dalam bentuk perbuatan. Yakni disiplin dengan memberikan tugas-tugas terhadap anak yang melanggar tata tertib atau aturan.
C.     Penerapan Kedisiplinan dalam Keluarga Menurut Islam, anak yang melakukan kesalahan hendaklah didisiplinkan dengan penuh kasih sayang, bukan memaksakan anak tersebut. Pemberian kedisiplinan  hanyalah salah satu cara di antara berbagai cara yang dapat digunakan dalam mewujudkan apa yang menjadi harapan pendidikan. Pendidikan yang dilakukan ayah dan ibu serta bahasa yang digunakan sehari-hari di rumah sangat mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Imam Barnadib sebagaimana dikutip oleh Chabib Toha menyatakan bahwa kelompok anak-anak yang IQ-nya kurang, di situlah perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya14 (Toha, 1996: 113



4.      ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN KELUARGA
Dalam keluarga orang tua harus merealisasikan peranan atau tanggung jawabnya dalam mendidik anak. Realisasi peranan dan tanggung jawab tersebut dalam bentuk garis-garis besar pendidikan yang diberikan kepada anak. Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan orang tua dalam kaitannya terhadap pendidikan anak: 
A.    Pendidikan Ibadah Aspek pendidikan ibadah ini khususnya pendidikan shalat sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (Qs. Luqman: 17).
Nasehat Luqman di atas menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan amal shaleh yang puncaknya adalah shalat, serta amal kebajikan yang tercermin dalam amar makruf dan nahi munkar, juga nasehat berupa perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah. Wahbah Zuhayli menjelaskan bahwa penegakkan nilai-nilai shalat dalam kehidupan merupakan manifestasi dari ketaatan kepada Allah. Shalat merupakan komunikasi seorang hamba terhadap Khaliknya, semakin kuat komunikasi tersebut, semakin kukuh keimanannya.

B.           Pokok-pokok Agama Islam dan Membaca al- Pendidikan dan pengajaran al- an serta pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Nabi Saw: 
Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang belajar al-Baihaqi)
Pendidikan nilai dalam Islam sebagaimana juga disebutkan dalam firman Allah:
(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(Qs Luqman: 16)
Ayat di atas melanjutkan wasiat Luqman kepada anaknya. Kali ini yang diuraikan adalah kedalaman ilmu Allah Swt.  Luqman mengajarkan keimanan atau sifat-sifat Allah kepada anaknya dengan gaya bahasa aktivitas yang setara dengan biji sawi atau biji yang paling kecil sekalipun,  berlokasi di bukit batu, di langit maupun di bumi atau di mana pun, maka Allah Maha Mengetahui.
Oleh karena itu sebagai orang tua, dalam membimbing dan mengasuh anak harus berdasarkan nilai-nilai ketauhidan yang diperintahkan Allah untuk dipegangnya. Karena tauhid itu merupakan aqidah yang universal, yakni aqidah yang mengarahkan seluruh aspek kehidupan. Seluruh aspek dalam kehidupan manusia hanya dipandu oleh satu kekuatan yaitu tauhid.

C.           Pendidikan Akhlakul Karimah Akhlakul karimah merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pendidikan keluarga. Yang paling utama ditekankan dalam pendidikan Islam adalah pendidikan akhlak, dengan jalan melatih anak membiasakan hal-hal yang baik, menghormati pada kedua orang tua, bertingkah laku yang sopan, baik dalam tingkah laku keseharian maupun dalam bertutur kata. Pendidikan akhlak tidak hanya dikemukakan secara teoritik, melainkan disertai contoh-contoh konkrit untuk dihayati maknanya,  Karena itu sejak awal orang tua perlu mengarahkan anak untuk belajar bersosialisasi dengan teman sebaya yang baik. Karena dengan bersosialisasi anak akan mempelajari banyak akhlak tentang hubungan dengan orang lain seperti menyayangi, tidak boleh menyakiti, memaafkan dan bermurah hati kepada sesamanya. Orang tua mempunyai kewajiban dalam menanamkan akhlakul karimah pada anak-anaknya, karena akhlak merupakan alat yang dapat membahagiakan seseorang di dalam kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

D.          Pendidikan  Aqidah Islamiyah Pendidikan Islam, dalam keluarga harus memperhatikan pendidikan aqidah Islamiyah, di mana aqidah ini merupakan inti dari dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Hal ini tersirat dalam firman Allah:
Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Qs Luqman: 13)
Sebagaimana yang termaktub pada penjelasan di atas, dapat diambil pelajaran bahwa pendidikan aqidah Islam tidak harus dijadikan secara demokratis dalam menaanamkan keimanan kepada anak-anak. Pola umum pendidikan keluarga menurut Islam dikembalikan pada pola yang dilaksanakan Luqman pada anaknya. Setiap muslim dan seluruh kaum muslim wajib menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam hukum syar’i.

5.      FUNGSI AGAMA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA
A.    Berfungsi Sebagai Pemupuk Solidaritas
   Secara psikologis semua penganut agama akan merasa satu persamaan dalam satu kesatuan yaitu iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan hingga akan timbul pembinaan rasa persaudaraan yang kokoh. Agama dalam keluarga berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas antar anggota keluarga, sehingga apabila ada salah satu anggota keluarganya berbuat tidak sesuai dengan norma, maka anggota yang satunya boleh mengingatkan anggota keluarga lainnya, sehingga rasa persaudaraan tersebut dilandasi dengan prilaku yang ihsan.

B.     Berfungsi Edukatif
Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur ini mempunyai latar belakang mengarahkan dan membimbing agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama Islam. Karena itu sebagai orang tua harus mampu mengarahkan mana suruhan, larangan, yang diperbolehkan, dan yang tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam. Seorang pendidik hendaknya mengarahkan pribadi anak-anaknya menjadi pribadi yang insan kamil dan tebiasa berprilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.

C.     Berfungsi Penyelamat
Keselamatan yang diberikan oleh agama pada penganutnya adalah keselamatan yang meliputi masalah dunia dan akhirat. Fungsi agama sebagai penyelamat yang kaitannya dengan prilaku ihsan berarti orang harus mendidik anaknya yang berdasarkan norma-norma agama dengan tujuan anak didiknya kelak mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.

D.    Berfungsi Sebagai Control Sosial
Semua penganut agama Islam menganggap bahwa Islam sebagai norma dan aturan-aturan yang sesuai dengan Islam, sehingga agama  dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu maupun kelompok.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pendidikan keluarga adalah usaha sadar yang dilakukan orang tua, karena mereka pada umumnya merasa terpanggil (secara naluriah) untuk membimbing, mengarahkan, membekali dan mengembangkan pengetahuan nilai dan keterampilan bagi putra putri mereka sehingga mampu menghadapi tantangan hidup di masa yang akan datang. Dasar Pendidikan Keluarga sebagaimana dalam QS. At-Tahrim ayat 6 yang mempunyai pengertian bahwa pentingnya membina keluarga agar terhindar dari siksaan api neraka, tidak hanya semata-mata diartikan api neraka yang ada di akhirat nanti, melainkan termasuk pula berbagai masalah dan bencana yang menyedihkan, merugikan dan merusak citra pribadi seseorang. Tujuan pendidikan orang tua kepada anaknya adalah: Memberikan dasar pendidikan budi pekerti, pendidikan sosial, tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitarnya, dasar pendidikan, pembentukan kebiasaan, dan dasar pendidikan kewarga-negaraan.
Metode yang digunakan dalam pendidikan keluarga adalah dengan menerapkan kedisiplinan. Disiplin adalah Kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan akan  keputusan pemerintah atau peraturan yang berlaku. Dengan kata lain disiplin merupakan sikap untuk mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Disiplin dalam Islam sangat dianjurkan, misalnya dalam menjalankan sholat. Disiplin harus disertai adanya rasa kasih sayang yang tulus dan tidak menaruh rasa benci serta memaksakan.
Beberapa aspek dalam pendidikan tersebut adalah: Pendidikan ibadah, khususnya pendidikan shalat. Sebagaimana firman Allah SWT yang terdapat dalam QS. Luqman: 17, Pokok-pokok agama Islam dan membaca al- , Pendidikan akhlaqul karimah, dan Pendidikan Aqidah Islamiyah.
Adapun Fungsi agama dalam pendidikan keluarga adalah: Pemupuk solidaritas, edukatif, penyelamat, kontrol sosial, kreatif dan pendamai.


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, E.Q., Nurwadjah, 2007, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Bandung: MARJA, Cet. 1.
Junaedi, Mahfud, 2009, KIAI BISRI MUSTHAFA Pendidikan Keluarga Berbasis Pesantren, Semarang: Walisongo Press, Cet.1.
Muhammad, Sayyid, 2005, Fiqih Keluarga Seni Berkeluarga Islami, Yogyakarta: Bina Media, Cet. 1.
Nata, Abuddin, 2002, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 1.
Thoha, Chabib, 1996, Kapita Selakta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tjiptoyuwono, Soemadi, 1995, Mengungkap keberhasilan Pendidikan dalam Keluarga, Surabaya: PT. Bina Ilmu.

No comments:

Post a Comment